PULUHAN hektare tanaman padi di areal pesawahan Blok Citundun, Desa Ciawi, Kecamatan Patia, Kabupaten Pandeglang, terancam gagal panen. Padi dengan benih Inpari 33 berumur 40 hari tanam, ini kondisi batangnya kerdil, daun keriting dan mengering, diduga diserang penyakit blas disebabkan oleh jamur pyricularia grisea.
Petani asal Blok Inpres, Dede Sawari (50) menduga, tanaman padi yang merupakan bantuan dari Kementerian Pertanian tidak cocok ditanam di kawasan Kecamatan Patia. Sawari memastikan, untuk semua tanaman diluar benih Inpari 33 masih relatif aman.
“Hampir semua tanaman padi dengan benih itu kerdil dan daunnya mengering, selain tidak cocok, juga tidak tahan jika kekurangan air, tetapi benih yang lain masih bagus, seperti Inpari 42, Pakgendit, dan sidenok tanamannya bagus,” kata Sawari, Selasa (25/02/2020).
Dia ,mengaku sudah melakukan konsultasi dengan petugas penyuluh pertanian untuk mengantisipasi terjadinya gagal panen untuk benih Inpari 33 tersebut.
“Kita sudah konsultasi dengan petugas pertanian, tetapi belum ada hasilnya untuk bagaimana cara mengantisipasinya agar tanaman itu tetap menghasilkan,” singkatnya.
Dihubungi melalui telepon seluler, Kepala Desa (Kades) Ciawi, Muhammad Subur mengaku, kerap mendapatkan pengakuan dari para petani akibat sabagian areal pertaniannya terancam gagal panen.
“Iya banyak yang mengeluh ke desa soal tanamannya itu,” katanya.
Dirinya berjanji akan melakukan koordinasi secara intensif dengan kelompok tani dan petugas dari Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang, guna mengantisipasi ancaman gagal panen bagi petani.
“Entar kita juga akan terus melakukan koordinasi dengan para petani dan petugas, agar dapat mengantisipasi ancaman gagal panen, paling tidak petani tidak terlalu kerugian akibat tanamannya itu,” pungkasnya.
Redaktur : A Supriadi
Reporter : Andre Sopian