Bajak Bus KONI Banten, Puluhan Pelajar Diamankan Polres Pandeglang

0
1715

SEKITAR 50 pelajar dari berbagai SMA dan SMK di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak, terjaring dalam operasi penyekatan yang dilakukan Satlantas Polres Pandeglang di pertigaan Cigadung, Senin (30/09/2019).

Bahkan, saat diamankan, mereka kedapatan membajak bus milik Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Banten untuk minta diantarkan ke Palima, Kota Serang. Para pelajar ini berencana mengikuti aksi unjuk rasa menolak RUU KUHP dan UU KPK di DKI Jakarta.

“Hari ini kita lihat bersama satu bus yang isinya pelajar dari Bayah, Kabupaten Lebak, dan pelajar dari beberapa SMK yang ada di Kabupaten Pandeglang ini akan menuju ke Jakarta untuk mengikuti aksi di Jakarta. Berhasil kami cegah dan kami amankan di Polres Pandeglang, untuk selanjutnya kami akan berkoordinasi dengan orang tua maupun pihak sekolah,” kata Kapolres Pandeglang, Indra Lutrianto Amstono.

Dikatakan Indra, sejak pagi tadi ia sudah mengutus seluruh kapolsek bersama dengan pejabat Polres untuk mendatangi sekolah di Kabupaten Pandeglang. Karena menurut informasi hari ini akan ada gerakan dari pelajar Pandeglang menuju Jakarta untuk melakukan aksi menolak RUU KUHP dan UU KPK.

“Kami sudah koordinasi dengan diknas, dengan kepala sekolah, agar mencegah muridnya untuk berangkat ke Jakarta. Itu kami sudah lakukan dan memberi himbauan, dan kami juga tetap melakukan penyekatan di perbatasan-perbatasan yang ada di wilayah Kabupaten Pandeglang,” ujar Indra.

Lanjut Indra, terkait bus yang digunakan puluhan pelajar, pihaknya sudah ber konfirmasi dengan kedua belah pihak, pelajar dan sopir bus. Bahwasa bus tersebut milik KONI Banten yang digunakan untuk mengangkut para atlet, namun dicegat oleh pelajar untuk diantarkan ke Palima, Kota Serang.

“Dan dari situ nantinya mereka akan membayar Rp 15.000 kepada sopir kalau sudah sampai ke Palima. Ini yang masih kita dalami, apakah ada koordinator atau koordinasi antara pemilik bus atau supir dengan para adik-adik ini, Ini yang masih terus kita dalami,” sambunganya.

Sementara itu, Nur Rohman sopir bus menjelaskan, dirinya baru saja mengantarkan atlet asal Kabupaten Pandeglang dan hendak pulang ke Serang. Namun, di tengah perjalanan dihadang oleh puluhan pelajar dan mengancam akan melempar batu ke kaca bus yang dikemudikannya.

“Siswa ingin di antar ke Palima. Saya berpikir kalau nanti mereka naik, mereka akan saya laporin ke polda kalau tidak ke Polres Serang. Kalau logistik itu bekas atlet,” tegasnya.

Sementara, Ketua Humas KONI Banten, Yosa Sayata melalui siaran pers yang diterima wartawan menjelaskan, bus KONI Banten yang dikemudikan Nurohman usai mengantar atlet taekwondo asal Pandeglang yang bertanding di pra-PON di Kabupaten Tangerang. Para atlet tersebut diturunkan di Alun-alun Pandeglang dan pada saat arah kembali menuju Serang, di pertigaan Cigaung atau tepatnya di depan Hotel Sofyan Inn, puluhan pelajar mencegat bus sambil menggedor gedor badan bus.

“Dalam perjalanan, tak jauh dari gerbang selamat datang Pandeglang, bus KONI diberhentikan polisi yang melihat banyak pelajar berdiri di dalamnya. Mereka diturunkan dan diamankan ke Polres Pandeglang karena dicurigai bakal berangkat demo ke Jakarta. Nurohman pun ikut dimintai keterangan di Polres Pandeglang hingga tadi pukul 19.00 WIB,” ujar Yosa.

Ia menjelaskan, Nurohman tidak paham rencana para pelajar dan hanya akan mengantarkan pelajar menuju Palima, Kota Serang. Pasalnya, Nurohman harus segera kembali ke Sekretariat KONI Banten karena bus akan digunakan kembali oleh atlet lainnya.

Redaktur : A. Supriadi
Reporter : Andre Sopian