BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten bersama Meteologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Serang merilis puncak kemarau terjadi pada September hingga Desember 2017 mendatang. Hal ini menyebabkan puluhan ribu warga Banten akan mengalami musim kemarau dan kesulitan air bersih.
Berdasarkan data BPBD Provinsi Banten, dampak kekeringan akibat kemarau paling banyak tersebar di wilayah Kabupatan Serang bagian utara yakni di Kecamatan Tanara, Pontang dan Lebakwangi.
“Di Kecamatan Tirtayasa terdapat 13 desa terdampak kekeringan. Adapun untuk keseluruhan ini hampir 69 ribu jiwa dari 46 KK (kepala keluarga) mengalami kesulitan air bersih,” kata Kepala BPBD Sumawijaya, Rabu (30/8/2017)
Sementara itu, lanjut Sumawijaya masih di wilayah Kabupaten Serang yakni di Kecamatan Pontang setidaknya ada lima desa terdampak kekeringan dan warganya mengalami kesulitan air bersih.
“Di Kecamatan Lebakwangi sekitar 46.000 warga dari 1300 KK mengalami kesulitan air bersih. dampak kekeringan juga merambah ke tujuh kecamatan, diantaranya Kecamatan Sobang, Cikeusik, dan Patia. Penduduk di wilayah tersebut mengalami kesulitan air bersih akibat kemarau mambuat sungai dan irigasi mengerin,” ungkapnya.
PIhak BPBD Kabupten Serang dan BPBD Pandeglang saat ini terus menyuplai kebutuhan air bersih untuk warga yang tinggal di wilayah-wilayah terdampak kekeringan,demikian, kendati begitu, pihak BPBD Banten belum menerima surat darurat bencana dari Bupati Serang dan Pandeglang.
“Karena dampak kekeringan tersebut masih bisa teratasi oleh dua wilayah itu. Jadi masih belum dikatakan darurat bencana baik di kabupaten Serang maupun di Pandeglang,” pungkasnya.
Redaktur : R.Fauzi
Reporter : Raka