Suhendi, Pasien Yang Ditandu Warga Mengembuskan Nafas Terakhir di Rumah Sakit

0
235

SETELAH warga berjuang menggunakan tandu membawa Suhendi (51) karena sakit, Suhendi menghembuskan nafas terakhirnya setelah mendapatkan penanganan di salah satu Rumah Sakit di Daerah Serang, Banten.

“Om, pak Hendi meninggal, jadi saya lagi sibuk dulu om,” singkat Rois yang merupakan keluarga pasien, melalui pesan singkatnya, Rabu, (04/05/2022).

Sebelumnya, Rois yang dihubungi mengatakan, jika di Kampungnya tidak hanya Suhendi saja yang ketika sakit harus ditandu, 2 bulan yang lalu, ada juga seorang warga yang harus ditandu menuju Puskesmas karena hendak melahirkan, dan sebelum tiba di puskesmas, warga tersebut melahirkan di perjalanan.

“Warga yang ditandu bukan Suhendi Saja, sekitar 2 bulan yang lalu juga ada ibu-ibu mau melahirkan ditandu tengah malam oleh warga menuju Puskesmas, dan sebelum sampai di puskesmas, sudah melahirkan di jalan,” kata Rois yang merupakan Keluarga Suhendi.

Rois mengatakan, Suhendi yang beralamat di Kampung Cikeyeup, Desa Batuhideung, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Banten, hasil diagnosa sementara dari pihak medis menyatakan mengalami syaraf terjepit dan penyakit pernapasan.

“Suhendi memang sakitnya sudah lama, dan kondisinya semakin parah selama bulan puasa kemarin, pas lebaran seperti orang akan meninggal dunia, awalnya tidak mau dibawa berobat karena Suhendi merupakan keluarga tidak mampu karena merasa khawatir terhadap biaya, setelah diberi pengertian akhirnya mau untuk diajak berobat, dan kami tandu untuk dibawa berobat,” ujar Rois.

Suhendi ditandu warga melalui jalur setapak yang berlumpur, dari Kampung Dukuh Handap menuju Kampung Cikeyeup yang jaraknya terbilang lebih cepat dibandingkan melalui jalur kendaraan yang berjarak kurang lebih 2 kilometer, dengan kondisi jalan berlumpur, jarak 2 kilometer mungkin memakan waktu yang lama ketika dilalui kendaraan.

“Rumahnya pak Hendi kan di Kampung Cikeyeup, karena posisi pak Hendi saat sakit dan dirawat berada di Dukuh Handap, jadi kami membawanya ke Cikeyeup untuk dibawa berobat,” pungkasnya.

Rois juga mengungkapkan kepada media, jika warga terpaksa ditandu karena kondisi jalan yang rusak parah, sulit dilalui kendaraan karena jalan sangat licin, dengan cara ditandu lebih cepat menuju lokasi

“Ya dengan ditandu jalan satu-satunya untuk mempercepat menuju lokasi dibandingkan menggunakan kendaraan, karena jalan sulit dilalui kendaraan, kami khawatir lama diperjalanan pasien tidak dapat tertolong,” ungkapnya.

Dari peristiwa yang memilukan ini, selain mengambil hikmahnya, hingga Suhendi meninggal dunia, Rois berikut warga mengharapkan perhatian dari Pemerintah Pandeglang, terhadap jalan. Karena kondisi jalan yang rusak mempersulit aktivitas warga di Kampung Dukuh Handap.

“Kami berharap jalan di daerah kami segera diperbaiki dengan maksimal, memang dulu sudah pernah diberikan batu, untuk pengerasan jalan, namun kelamaan kan rusak lagi, jangan sampai warga kesulitan ketika ada yang sakit harus ditandu, karena kondisi jalan yang sulit dilalui kendaraan,” harapnya.

Redaktur : D. Sudrajat
Reporter : Asep