Warga Pandeglang Penderita Kista Butuh Bantuan

0
440

DIVONIS menderita kista ovarium, Imas (47), ibu anak tiga asal Kampung Bararauk, Desa Kadubale, Kecamatan Banjar, Kabupaten Pandeglang, hanya bisa pasrah dengan penyakit yang diderita. Ia berharap agar pemerintah dan pihak terkait bisa membantunya untuk mengobati sakit yang sudah satu tahun dideritanya.

Namun ibu Imas tidak memiliki jaminan kesehatan apapun dari pemerintah, sehingga Ia dipusingkan dengan biaya operasi yang mencapai jutaan rupiah.
Imas yang tinggal di rumah tetangganya di Kampung Bararauk, Desa Kadubale, Kecamatan Banjar, mengatakan, penyakit yang dideritanya semakin hari semakin membesar dan terasa sakit jika duduk terlalu lama.

Diakui Imas, penyakit kista yang dideritanya sudah sejak satu tahun terakhir, tetapi karena keterbatasan biaya tidak bisa operasi. Untuk itu ia sangat berharap bantuan pemerintah dan dermawan untuk membantunya operasi.

“Sakitnya sudah setahun, terasa sakit di bagian perut, bahkan untuk berjalan saja tidak kuat lama. Dulu saya sebelum sakit, hanya bekerja cuci gosok punya para tetangga. Tapi setelah sakit seperti ini, jangankan untuk bekerja, makan saja dapat pemberian dari tetangga,” kata Imas, saat ditemui di kediamannya, Rabu (02/09/2020).

Sementara untuk biaya operasi, Imas tidak bisa mengandalkan penghasilan dari sang suami yang bekerja sebagai sopir angkot di Serang. Apalagi hingga saat ini suaminya sudah berbulan-bulan tidak pulang.

“Suami sudah lama tidak pulang dan pemilik tanah pun sudah sering mengusir kami dari rumah ini dengan alasan akan dibangun vila,” katanya.
Selama ini, Imas tinggal berlima dengan tiga anaknya dan neneknya, di rumah yang seperti gubuk. Untuk makan sehari-hari, dia hanya mengandalkan kiriman dari para tetangganya.

“Saya tinggal dengan tiga anak dan nenek saya, karena orang tua sudah meninggal sejak saya masih bayi. Bahkan untuk makan saja, dikasih para tetangga disini,” tuturnya, sambil air matanya menetes.

Akibat penyakit yang diderita perutnya, Imas kian hari kian membuncit karena keterbatasan ekonomi keluarga. Ibu tiga anak, yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga ini hanya bisa pasrah dengan penyakit yang diderita.

“Saya pribadi, sangat berharap bantuan Pemerintah dan juga para dermawan untuk membantu biaya operasi. Sudah lama suami tidak pulang, sehingga untuk biaya berobat saya sangat kesulitan, mohon bisa disampaikan pak, agar ada perhatian pemerintah maupun dari para dermawan kepada saya,” harapnya.

Terkait bantuan, Syahrudin, warga sekitar mengatakan, Ia sudah berupaya membuat proposal pemohonan bantuan baik pengobatan maupun rumah untuk Imas. Hal itu dilakukan dikarenakan tidak adanya kepastian dari Pemerintah Desa dan Kecamatan, selain itu warga sekitar juga sudah melakukan diskusi untuk membantu membuatkan rumah untuk Imas.

Ia juga berharap, Pemerintah Daerah maupun para dermawan dapat membantu keadaan Imas yang memiliki penyakit Kista dan tidak memiliki rumah itu.

“Kita sebagai tetangga InsyaAllah tidak diam, Imas tidak makan saya suruh kerumah, ataupun kita bawakan makanan. Adapun untuk pengobatan dan rumah, karena dia tinggal di rumah warga, kita sudah menyebarkan proposal bantuan, karena pihak desa dan kecamatan tidak ada kepastian terkait pembuatan rumah untuk Imas,” jelasnya.

Camat Banjar, Mujani menuturkan, pihaknya telah mengurus warga tersebut agar segera mendapatkan bantuan, dan telah melakukan upaya pengobatan.

“Kami telah berusaha agar Ibu Imas mendapatkan bantuan sosial, dan telah melakukan upaya pengobatan serta membujuk Ibu Imas agar bisa dibawa berobat ke rumah Sakit, namun beliau menolak,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Pandeglang, Nuriah mengatakan, pihaknya belum mengetahui terkait adanya salah satu warga penderita kista.

“Sampai saat ini saya belum ada laporan secara tertulis, tapi nanti saya akan koordinasi langsung dengan Camat dan TKSK nya untuk melihat langsung ke rumah Bu Imas, agar segera mendapatkan pelayanan. Apakah dia peserta BPJS, kan kita tidak tahu kondisinya seperti apa, apakah perlu dirujuk dan lain sebagainya,” pungkasnya.

Redaktur : A Supriadi
Reporter : Andre Sopian