WAKIL Bupati Pandeglang, Tanto Warsono Arban mulai kehilangan kepercayaan kepada Tim Pengawas di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pengelola infrastruktur. Alasannya karena Tim OPD dinilai lemah dalam mengawasi sejumlah proyek infrastruktur jalan, contohnya proyek betonisasi di Kecamatan Cigeulis, Cibaliung, Munjul dan Kecamatan Sobang.
Saat melakukan inspeksi mendadak (Sidak) selama dua hari terakhir, Tanto menemukan banyak proyek pemerintah daerah yang bermasalah. Seperti halnya pembangunan Pasar Cibaliung yang mangkrak dan pembangunan jalan Marapat-Camara di Kecamatan Cigeulis yang tidak sesuai spesifikasi. Dari hasil Sidak itu ia meminta pengusaha untuk membongkar jalan dan dikerjakan ulang dengan kualitas yang lebih baik.
Di Kecamatan Sobang, Tanto bersama rombongan memantau proyek Jalan Teluklada-Bojen sepanjang 3,8 kilometer. Proyek senilai Rp 4,8 miliar kualitasnya tidak begitu baik, karena ada beberapa titik jalan yang sudah mengalami keretakan. Atas dasar itu, Tanto menilai bahwa hal itu terjadi akibat tidak adanya pengawasan dari OPD terkait.
“Pengawasan dari OPD tidak jalan. Seharusnya kan ada tim khusus. Kalau setiap saya tanya Tim Pengawas, jawabnya sudah ada dan diawasi. Buktinya kan di lapangan seperti ini,” kata Tanto saat Sidak di Kecamatan Sobang, Kamis (28/09/2017).
Politisi Golkar ini mengaku, mulai tidak percaya kepada jasa Konsultan Pengawas. Soalnya, dari berkali-kali Sidak, lebih didominasi oleh hasil pembangunan yang mengecewakan.
“Saya tidak percaya dengan pengawas konsultan. Rata-rata kegiatan proses pembangunan, tetap saja hasilnya seperti itu. Ini yang ditakutkan ada sesuatu yang dikhawatirkan. Maka dari itu harus ada pengawasan dari OPD terkait atau Inspektorat. Kalau sudah begitu harus ada tindakan tegas,” tegasnya.
Ia juga menekankan, OPD untuk memperbaiki tatanan perencanaan dan lelang tender. Kemudian paa pengusaha pemenang tender untuk tidak bermain dengan spesifikasi. Tanto memastikan, terus mengawasi tiap jengkal pembangunan yang dibiayai dari anggaran pemerintah. Bahkan tidak segan-segan pengusaha yang membandel akan diberi sanksi blacklist.
“Biasanya oknum pihak ketiga bermain di sini. Ini bisa merugikan bukan hanya bagi masyarakat dan pemerintah, tetapi pengusaha juga. Jika mendapat keuntungan 10 persen dari nilai proyek, sudah saja main di situ. Jangan mencari celah lain,” pungkasnya.
Di tempat yang sama, Direktur PT Ajitama Mulya, Cepi Saefudin, pengusaha pelaksana proyek Jalan Teluklada-Bojen berjanji segera memperbaiki jalan yang mulai retak tersebut. Bahka dirinya sesumbar pekerjaannya akan selesai tigahari lebih cepat dari jadwal, yakni 25 Oktober. Kini pihaknya hanya menyisakan pekerjaan betonisasi sekitar sekitar satu kilometer.
“Kontrak kan sampai Oktober. Soal keretakan, nantikan ada pemeliharaan. Kami target tanggal 25 Oktober bisa diselesaikan,” kata dia.
Redaktur : A Supriadi
Reporter : Dendi