SALAH seorang pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang, Taufik Hidayat diduga merobek bendera merah putih, saat melakukan pengawasan ke SDN 7 Pandeglang, Selasa (15/3/2022) lalu.
Seorang saksi mata yang bekerja sebagai penjaga sekolah di SDN 7 Pandeglang, Iik menerangkan, peristiwa pengrusakan bendera itu terjadi sangat cepat.
“Pada waktu kejadian saya sedang menyapu, disuruh nurunin (bendera, red). Itu cepat turunin, katanya. Lalu sama saya diturunin, lalu dia bertanya, kok bendera sudah lecek begini, emang harga bendera berapa? Terus saya jawab nggak tahu. Kemudian dia bertanya di mana kepala sekolah? Lalu saya jawab lagi belum datang ibu kepalanya. Enggak lama kemudian Pa Tata (guru olahraga, red) datang, lalu pas saya lagi nurunin bendera, sama dia ditarik dan diturunin lagi dan disobek benderanya,” terang Iik.
Ia melihat, saat diturunkan bendera hanya mengalami kerusakan kecil berupa lubang. Namun, saat bendera dimasukan ke mobil, kerusakannya menjadi lebih parah.
“Lalu dia (Taufik, red) nggak ngomong apa-apa setelah bendera dimasukkan ke dalam mobil dan saya lanjutin pekerjaan nyapu saya,” kata dia.
Tata, guru olahraga mengaku, tidak mengetahui, maksud kedatang Taufik Hidayat ke sekolahnya. Saat kejadian, ia tengah berada di bagian belakang sekolah, karena tengah mengurus perlombaan murid-muridnya. Setelah selesai lomba, ia langsung ke depan untuk melihat ada orang yang datang.
“Di situ ada mobil, lalu ada bapak-bapak manggil kalau ada Pak Kadis (Taufik Hidayat, red) katanya. Begitu saya samperin, bendera sudah dipegang. Kemudian Pak Kadis bertanya harga bendera berapa? Saya jawab tidak tahu pak. Kalau alasan Pak Kadis merobek bendera itu saya juga nggak tahu, mungkin sudah terlihat lusuh,” tukasnya.
Dirinya sangat menyayangkan peristiwa tersebut dilakukan oleh seorang pejabat.
“Saya juga sampai panas dingin melihatnya. Kan itu bendera nasional hasil perjuangan para pejuang dulu, kita kan tinggal menikmati kemerdekaannya saja. Sumpah saya sedih melihatnya. Lalu saya nyari bendera yang baru yang ada di kantor, pas saya keluar Pak Kepala Dinas sudah ngga ada, dan gerak cepat tanpa pamit,” tutupnya.
Taufik Hidayat, saat dihubungi wartawan membantah, sudah merobek bendera merah putih di SDN 7 Pandeglang.
“Itu salah (merobek bendera, red). Saat bapak masuk ke pintu gerbang dan melihat tiang bendera dan ternyata benderanya sudah kumuh dan robek. Sehingga diperintahkan ajudan bapak (Sukron, red) untuk menurunkan bendera dan menyimpannya di mobil,” ujar Taufik.
Setelah itu ia meminta Kepala SDN 7 Pandeglang menemuinya di kantor untuk menjelaskan perihal bendera merah putih yang rusak lusuh tersebut.
“Jadi maksudnya kita memberikan pembinaan, bahwa bendera itu kan lambang negara yang harus harus dipelihara dan dijaga kehormatannya. Bukan sudah belel masih dipasang, jadi gitu dan sampai sekarang kepala sekolahnya belum berani menghadap,” akunya.
Taufik menegaskan, peristiwa tersebut murni pembinaan sebagai Kepala Dindikpora ke sekolah-sekolah yang menjadi kewenangannya. Ia tidak mau melihat bendera merah putih yang kumuh, namun masih terpasang.
“Bendera saya bawa. Saya tidak merobek, saya juga paham karena itu (merobek bendera, red) tidak boleh. Maka saya amankan itu,” pungkas Taufik.
Redaktur : D. Sudrajat
Reporter : Asep