BEGINILAH kondisi rumah salah seorang warga di Kampung Karees Babakan RT/RW : 14/04, Desa Pasirtangkil, Kabupaten Lebak, Banten. Atap rumah penuh diselimuti tanaman markisa ini, sengaja dibiarkan pemiliknya untuk menutupi kebocoran rumahnya, jika hujan turun. Kondisi rumah pun sangat memprihatinkan, selain rusak, rumah beralaskan tanah ini memiliki fasilitas kamar yang sangat tidak layak untuk ditempati.
Namun pemilik rumah, Pasangan suami istri bernama Bapak Enjang (68) tahun dan Ibu Rame (Almh) kini bersama kedua anaknya bernama Rangga (10) tahun dan Yani (17) tahun, terpaksa bertahan karena kondisi ekonomi yang kurang mencukupi, semenjak di tinggal meninggal dunia istrinya, kondisi Enjang yang semakin menua, harus berjuang menghidupi anaknya dari penghasilan seadanya, yakni mencari buah melinjo di hutan.
“Mau tinggal dimana lagi, punya rumahnya seperti ini, kalau hujan bocor, ini juga dapet benerin, kebetulan kemarin-kemarin ada Jaro yang baru jadi, datang ke rumah saya, ngasih bantuan, alhamdulillah Jaro baru udah mau peduli,” kata Enjang saat ditemui dirumahnya, Sabtu ( 04/12/2021).
“Tidak setiap hari, kadang-kadang kalau badan lagi kuat ke kebun, nyari itu namanya buah melinjo, ya paling dapet 1 sampai 2 liter, dan dijual seliternya paling mahal 15 ribu, nah uangnya digunakan untuk membeli beras dan lauk,” sambung Enjang.
Rangga, anak dari bapak Enjang yang duduk di kelas 3 Sekolah Dasar, merasa takut tinggal dengan kondisi rumah seperti ini, dan Rangga pun mengaku membutuhkan seragam untuk sekolah, karena sudah tidak memiliki seragam lagi. Selain bermain sepulang sekolah, Rangga sering membantu bapaknya mencuci piring hingga masak.
“Takut, takut bocor sama takut ular, kan rusak rumahnya, pengen bener rumahnya biar enak tidurnya, sama kalau sekolah udah gak punya seragam sekolah, melihat kondisi bapak kasian suka sakit, kita makan juga suka dikasih sama orang,” ungkap Rangga.
Udin (39) tahun, yang merupakan tetangga bapak Enjang, mengaku sangat miris melihat kondisi rumah dari bapak Enjang, dan tetangga suka memberikan makanan kepada Enjang tapi itu tidak dapat dilakukan tetangganya setiap hari.
“Dia (Enjang, Red) memang mendapatkan BLT, tapi kan melihat kondisi rumahnya tidak layak seperti ini, mudah-mudahan aja ada yang membantu membangunkan rumahnya,” singkat Udin.
Sementara, Kepala Desa Pasirtangkil, Jaenal Abidin yang akrab disapa Jejen mengatakan, dirinya sudah mengetahui ada rumah warganya yang sangat tidak layak untuk dihuni, hal ini menjadi PR baginya untuk membangun Desa Pasirtangkil ke arah lebih baik lagi.
“Saya belum lama dilantik jadi Kepala Desa Pasirtangkil, mengetahui ada rumah warga yang sangat memprihatikan, saya merasa kaget, bersama perangkat Desa Kami langsung meninjau, dan untuk bantuan awal, kita pasang kWh di rumah bapak Enjang, kedepan pasti akan kami bantu guna perbaikan rumahnya, ini memang menjadi PR bagi saya yang baru menjabat Kepala Desa Pasirtangkil,” tutur Kades.
Kades Pasirtangkil juga mengatakan, tidak hanya turun ke lokasi rumah kumuh, setelah resmi jadi Kepala Desa, dirinya langsung turun ke lapangan agar mengetahui kondisi sebenarnya di Wilayah Desa Pasirtangkil, hal ini Jejen lakukan agar Desa Pasirtangkil berkembang yang lebih maju.
“Sebanyak apapun PR yang ada di Desa Pasirtangkil, dengan sekuat hati saya berusaha selesaikan, dan mudah-mudahan saya selalu diberi kesehatan, dan tentunya dengan dukungan masyarakat maupun perangkat Desa, guna memajukan Desa Pasirtangkil, ini tentunya dilakukan secara bertahap, untuk masyarakat yang sekiranya belum mendapat perhatian di lingkungannya, harap bersabar, kedepan saya pasti akan langsung turun ke seluruh wilayah Desa Pasirtangkil,” pungkas Jejen.
Redaktur : D. Sudrajat
Reporter : Asep