Pendidikan Tentukan Kasus AKI dan AKB

0
590
Foto : Ilustrasi/ Net

KEPALA Departemen Kedokteran Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (UKI), dr Sudung Nainggolan menyebut, tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) dikarenakan faktor pendidikan.

Sebab, di negara Srilanka yang memiliki populasi penduduk miskin cukup tinggi, namun kasus AKI dan AKB tergolong rendah. Hal itu karena pemahaman masyarakat mengenai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta pentingnya proses persalinan dibantu tenaga medis cukup tinggi.

Salah satu daerah yang cukup tinggi kasus AKI dan AKB adalah Provinsi Banten, khususnya Kabupaten Pandeglang.

“Jadi faktor kemiskinan bukan hambatan dan pendidikan di sini bukan hanya formal tetapi juga informal. Jadi di Srilanka meski masyarakat miskinnya cukup tinggi tetapi angka kematian ibu dan anaknya cukup rendah,” beber Sudung usai mengisi materi dalam acara lomba balita sehat di halaman Kantor Camat Pandeglang, Rabu (13/09/2017) pagi.

Menurutnya, selain diperlukan partisipasi masyarakat dalam upaya menekan AKI dan AKB, juga perlu adanya intervensi pemerintah. Salah satu intervensinya adalah dengan melakukan pemenuhan tenaga kesehatan.

Berdasarkan data, sambung Sudung, Provinsi Banten menempati posisi kedua kasus AKI dan AKB setelah Nusa Tenggara Barat (NTB). Agar terjadi penurunan angka AKI dan AKB, pihaknya mengimbau masyarakat terutama ibu hamil untuk selalu memeriksakan kehamilannya dan menjaga kandungan serta bayinya setelah lahir nanti.

“Saya apresiasi di Kabupaten Pandeglang ini paraji atau dukun beranaknya sudah bermitra dengan bidan, jadi tidak lagi saingan,” pungkasnya.

Redaktur : A Supriadi
Reporter : Agus