MESKI tak memenuhi kuorum, Rapat Paripurna DPRD Provinsi Banten tetap digelar. Kegiatan Rapat Paripurna tersebut dengan agenda mendengarkan Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi terhadap Raperda Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) tahun 2025-2045.
Pantauan di ruangan, Rapat Paripurna yang diagendakan pada hari Kamis, (06/06/2024) pukul 10. OO WIB tersebut molor selama 2,5 jam. Pimpinan dan Anggota DPRD Banten baru datang ke ruang paripurna pukul 10. 3O WIB. Hingga pukul 11. OO WIB, baru 17 orang yang hadir.
Beberapa anggota yang sudah hadir diantaranya, dua orang Wakil Ketua DPRD Banten Barhum dan Budi Prajogo. Sementara dari 15 anggota DPRD diantaranya, Heri Handoko, M Faizal, dan lain-lain.
Sementara itu nampak dilayar depan besar, persisnya di belakang kursi pimpinan nampak ada sejumlah anggota DPRD Banten yang ikut meeting.
“Sudah sering rapat paripurna tidak sesuai kuorum tapi dilaksanakan. Yang Minggu lalu saja, saat pemandangan umum fraksi fraksi Pemandangan Umum Terhadap Raperda Pelaksanaan Pertanggungjawaban APBD 2023, yang hadir sedikit. Tapi rapat dilaksanakan,” kata salah satu sumber di KP3B yang meminta identitasnya dirahasiakan.
Sebelumnya, dalam Rapat Paripurna RPJPD tahun 2025 – 2045 pada Selasa (04/06/2024), Pj Gubernur Banten, Al Muktabar menyampaikan bahwa RPJPD merupakan penjabaran visi, misi, arah kebijakan dan sasaran pokok pembangunan 20 tahun mendatang.
Almuktabar mejelaskan, memontum 100 tahun kemerdekaan menjadi penting untuk mengukur sejauh mana keberhasilan visi abadi republik indonesia tersebut. dalam berbagai kesempatan pemerintah menyebutnya sebagai indonesia emas.
“Dalam mewujudkan banten menuju indonesia emas pada tahun 2045 setara negara maju sebagaimana dirumuskan dalam sasaran visi dalam RPJPD,” ungkapnya.
Beberapa target yang ingin dicapai selaama 20 tahun kedepan, kata Al Muktabar, yakni pertama pendapatan per kapita masyarakat Banten menjadi sebesar Rp. 348,94-415,51 juta pertahun; kedua tingkat kemiskinan mendekati 0%; ketiga, indeks modal manusia 0,71; keempat, indeks daya saing daerah sebesar 4,3-4,5%; dan kelima, penurunan intensitas emisi gerakan rumah kaca sebesar 93,42%.
“Pada abad 15 M Banten dikenal sebagai kerajaan Banten, kemudian sejak abad 17 M sampai dengan saat ini berkembang sebagai pusat perdagangan international dengan adanya pelabuhan yang sangat menunjang perekonomian. Tahun 2045 juga menjadi ukuran penting sejauh mana tujuan pendirian provinsi banten sudah bisa tercapai,” tandasnya.
Redaktur: Fauzi
Reporter: Dije