Uday Suhada Kritik Hasil Pembangunan Bupati Pandeglang

0
439

PEGIAT anti korupsi Provinsi Banten, Uday Suhanda mengkritik insfrastruktur di Kabupaten Pandeglang yang diklaim 71 persen dalam kondisi baik oleh DPUPR dan Sekda Pandeglang. Menurutnya hal tersebut tidak sesuai dengan fakta di lapangan.

“Klaim yang dinyatakan 71 persen (jalan dalam kondisi bagus, red) oleh Kadis PUPR dan Sekda Pandeglang beberapa waktu lalu, saya nyatakan itu hanya Insyaallah,” ujar Uday Suhada, saat menjadi pembicara Lorong Diskusi di Universitas Mathla’ul Anwar Banten, Saketi, Sabtu (01/02/2020).

Uday mengatakan, sejak berdirinya Provinsi Banten pada 2000, Kabupaten Pandeglang lebih baik jika dibandingkan dengan Kabupaten Lebak. Namun dalam lima tahun terkahir Kabupaten Lebak bisa menggeser Kabupaten Pandeglang, salah satunya di bidang insfrastruktur. “Jika dibandingkan dengan Lebak, Lebak lebih baik. Padahal sejak Banten berdiri tahun 2000 Pandeglang lebih baik dari Lebak, kenapa bisa terbalik? Karena pemimpinnya,” katanya.

Ia juga menceritakan perjalanan saat menuju ke acara Lorong Diskusi tidak hanya jalan kabupaten yang mengalami kerusakan bahkan jalan nasional pun masih ada beberapa yang mengalami kerusakan. “Tadi saya dari sodong sengaja mematikan kilometer sampai sini, dan hasilnya hanya 1,2 kilometer jalan yang bagus, selanjutnya ya ka mana bae,” ujar Uday, disambut gelak tawa hadirin.

Ia juga mengapresasi kepada Anton Daeng Harahap yang menciptakan lagu Ibu Irna Kamana Bae. Karena itu merupakan bentuk perlawanan kepada seorang pemimpin daerah. “Saya mengpresiasi kepada Anton yang menciptakan lagu Bu Irna Kamana Bae,” pungkasnya.

Dirinya melihat, selama hampir lima tahun Irna Narulita memimpin Kabupaten Pandeglang tidak banyak perubahan berarti di hampir semua sektor. Bahkan bisa dianggap gagal dalam memimpin Pandeglang. “Saya bisa katakan Irna Narulita telah gagal memimpin Pandeglang,” tutupnya.

Sementara itu, Anton Daeng Harahap menceritakan awal mula dirinya membuat lagu tersebut. Berawal saat ia pulang ke kampung halaman di Kecamatan Cisata. Setelah melihat jalan tersebut muncul ide, sehingga terciptanya lagu Ibu Irna Kamana Bae. “Saya menciptakan lagi itu satu hari, saya buat teks dan instrumen dan saya juga bikin di rumah,” tambahnhya.

Dirinya terkejut saat video lagu Ibu Irna Kamana Bae viral dalam hitungan jam. Bahkan dalam beberapa hari kemudian banyak orang yang berdatangan ataupun yang minta penjelasan soal lagu itu, termasuk telepon dari wartawan yang melakukan konfirmasi.

“Selesai saya edit jam 10 malam, saya posting. Malam itu masih biasa aja, pas paginya 130 yang membagikan dan tidak lama wartawan datang dan telepon saya menanyakan kenapa membuat lagu itu,” kata Anton.

Dia menjelaskan, bahwa lagu yang diciptakannya tidak ada hubungannya dengan Pilkada Pandeglang yang akan digelar pada 23 September mendatang. Lagu tersebut murni dari isi hatinya yang melihat kodisi jalan di kampung halaman rusak dan tidak tersentuh pembangunan. “Kata saya itu hanya isi hati saya, tidak ada sangkut-pautnya dengan pilkada, itu murni suara hati saya. Karena kami mau mengadu ke siapa selain membuat lagu,” jelasnya.

Redaktur : A Supriadi
Reporter : Andre Sopian