BUPATI Pandeglang, Irna Narulita menanggapi santuy (santai) pernyataan juru bicara keluarga besar Mulyadi Jayabaya (JB), Agus Wisas di media sosial yang menyebut mengalahkan keluarga Dimyati merupakan ibadah.
“Saya apresiasi Pak Agus Wisas dan siapa pun yang menyampaikan sesuatu, itu kan sesuatu yang harus kita hargai, tinggal masyarakat yang menilai. Saya tidak perlu menyampaikan kepada Allah saya punya masalah besar kata Ali Bin Abu Thalib aku punya Allah yang Maha Besar. Jadi nanti akan berjalan dengan baik-baik saja,” kata Irna kepada wartawan usai menghadiri pembukaan MTQ ke-XXXVII di Kecamatan Saketi, Senin (07/10/2019) malam.
Menurutnya, kontestasi politik lima tahunan di Pandeglang merupakan agenda rutin. Ia menanggapi hal tersebut dengan santai dan tidak ingin memutuskan tali silaturahmi dan tidak ingin mengungkapkan hal-hal yang tidak terpuji. Namun demikian Irna tetap mengapresiasi apapun yang disampaikan oleh lawannya di Pilkada 2020 mendatang.
“Saya kalau bicara menempatkan diri, karena mulutku harimauku, mulutmu harimaumu. Jadi saya harus bisa menjaga kondusifitas agar tetap nyaman, aman, dan terus menjaga kerukunan di Pandeglang,” tambah mantan anggota DPR RI dari Fraksi PPP ini.
Mengenai proses pembangunan, menurutnya itu sudah ada datanya dan tidak mungkin juga dalam APBD tidak melakukan pelayanan dan akselerasi pembanguna.
Menurutnya, politik itu dinamis karena perjalanan masih panjang dan belum mengetahui bagaimana akhir dari politik tersebut.
Dirinya hanya fokus pada sisa tanggungjawabnya dengan Tanto Warsono Arban yang akan selesai akhir 2020.
“Saya cuma cuti tiga bulan, 22 September saya sudah menjadi bupati lagi. Jadi saya kejar target apa yang menjadi hutang-hutang saya dengan Pak Tanto untuk bisa menunaikan tugas itu,” pungkasnya.
Redaktur : A Supriadi
Reporter : Andre Sopian