SERANG – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Provinsi Banten melalui Bidang Kebudayaan mengumumkan langkah strategis dengan memasukkan kesenian tradisional Banten ke dalam kurikulum sekolah. Kebijakan ini bertujuan untuk melestarikan warisan budaya lokal sekaligus memperkenalkan generasi muda pada kekayaan seni daerah mereka.
Kepala Bidang Kebudayaan Dindikbud Banten, Rudy Yatmawan, menyatakan bahwa kesenian tradisional seperti wayang, Tari Cokek, Debus, dan Angklung Buhun akan menjadi bagian dari mata pelajaran seni budaya.
“Kami ingin anak-anak tidak hanya mengenal seni modern, tetapi juga memahami dan mencintai budaya leluhur mereka. Ini adalah tanggung jawab kita semua,” ujar Rudy saat membuka Festival Cagar Budaya 2024, Jumat 9 November 2024.
Lebih lanjut Rudy Yatmawan menegaskan jika selama ini dinas Kebudayaan dan Pendidikan terus berupaya memperkenalkan serta melestarikan budaya dan kesenian yang ada di provinsi Banten dengan berbagai metode.
“Kita juga memperkenalkan kesenia di tingkat sekolah-sekolah, kita masukan kesenian seperti wayang, tari menjadi salah satu kurikulum sekolah dari tahun 2023 kemaren, untuk di tahun 2024 ini kita akan lebih intens dalam mengenalkan Kebudayaan semacam itu di tingkat sekolah-sekolah,” paparnya.
Lebih lanjut, Rudy berharap program tersebut dilaksanakan secara bertahap mulai tahun ajaran 2025. Selam aini, sambungnya, pembelakaran seni tradisi hanya dilakukan di lingkungannya masing-masing kepada seniman dan budayawan local.
Salah satu guru di Kota Serang, Siti Aisyah, menyambut baik kebijakan ini. Ia berharap para guru seni budaya juga akan mendapatkan pelatihan khusus untuk memperdalam pemahaman mereka tentang kesenian tradisional Banten.
“Ini adalah langkah yang sangat positif. Kesenian tradisional tidak hanya mengajarkan keindahan seni, tetapi juga nilai-nilai luhur yang bisa memperkuat karakter siswa,” tuturnya.
Dengan adanya kebijakan ini, diharapkan generasi muda Banten akan tumbuh menjadi individu yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki kecintaan mendalam terhadap budaya daerah mereka. (ADV)

















