AKTIVIS Perkumpulan Maha Bidik Indonesia, Ojat Sudrajat menyebut kerugian PT. Agro Bisnis Banten Mandiri (ABM) selama dua tahun terakhir mencapai Rp2 miliar lebih.
Ojat merinci, pada tahun 2021 BUMD milik Pemprov Banten itu mengalami kerugian Rp1.838.773.639 sedangkan pada tahun sebelumnya atau tahun 2020 PT ABM juga merugi sebesar Rp.432.042.731. Sehingga selama dua tahun berjalan total kerugian PT ABM mencapai Rp2.270.816.370.
“Dan berdasarkan laporan keuangan resmi PT. ABM yang kami dapatkan, dari total modal dari Pemprov Banten sebesar Rp75 miliar, sebesar Rp42,5 milair diantaranya didepositokan di Bank Bantenterang Ojat dalam keterangan tertulisnya pada Kamis malam, 19 Mei 2022.
Kemudian kata dia, bunga dari deposito tersebut dianggap sebagai pendapatan. Yang menjadi pertanyaan kemudian, lanjutnya, apakah boleh modal usaha itu didepositokan.
“Selanjutnya, dari biaya Oprasional yang ada dipakai untuk gaji karyawan, THR dan bonus serta tunjangan jabatan dengan nilai mencapai Rp2.253.629.029 dari total beban usaha sebesar Rp3.678.325.466, atau sebesar 61,27 persen,” jelasnya lagi.
Ojat Sudrajat juga menerangkan, ada juga KSO atau piutang kerjasama yang nilainya mencapai Rp12.232.680.850 dengan perjanjian yang diduga kuat dibuat di bawah tangan atau tidak dibuat di depan notaris.
“Yang menjadi pertanyaan bagi saya, jika modal didepositokan dan di-KSO-kan dengan mengharapkan laba berdasarkan Perda, ko’ saya tidak melihat sebagai main core PT ABM,” ujarnya.
Berdasarkan data dari website PT ABM, terangnya, ada tiga main core, yakni farmasi development, rock milling plant dan agro hub & logistik.
“Harus ada langkah tegas dari Pemprov Banten sebagai pemegang saham. Data detail akan saya sampaikan lebih lanjut berikut analisisnya. Pada waktunya akan kami buka semua,” tegasnya.
Redaktur : D. Sudrajat
Reporter : Fauzi