Kasus Covid-19 di Pandeglang Tembus 1.048 Orang, Terbanyak Disumbang Dari Klaster Hajatan

0
729

KASUS terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Pandeglang saat ini tembus di atas 1.000 kasus. Satgas Covid-19 Kabupaten Pandeglang menyebutkan penyumbang terbanyak kasus tersebut merupakan klaster hajatan dan keluarga.

Berdasarkan data Satgas Covid-19 Kabupaten Pandeglang, saat ini jumlah kasus terkonfirmasi positif sebanyak 1.048 kasus, dengan rincian 601 dinyatakan sembuh, 429 masih dalam isolasi mandiri dan 18 orang meninggal dunia.

Pemkab Pandeglang rencanya bakal memperketat izin kerumunan setelah melonjaknya kasus corona yang disumbang dari klaster hajatan.
Juru Bicara Tim Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Pandeglang, Ahmad Sulaeman mengatakan, Pemkab Pandeglang saat ini berencana untuk memperketat kembali aktivitas kerumunan di lingkungan masyarakat. Tujuannya, agar penyebaran Covid-19 bisa ditekan.

“Ya, rencananya kami akan memperketat perizinannya, termasuk soal pengawasan. Yang jelas, jangan sampai ada kerumunan kembali yang malah bisa memicu timbulnya klaster baru di masyarakat,” kata Ahmad Sulaeman, saat ditemui di Kantor Dinas Kesehatan Pandeglang, Kamis (07/01/2020).

Ia menuturkan, bahwa Kabupaten Pandeglang menjadi wilayah dengan penyumbang jumlah kasus positif Covid-19 dua hari yang lalu, yakni sebanyak 162 kasus. Selain berasal dari klaster hajatan, Achmad Sulaeman menyebutkan bahwa penambahan ini juga berasal dari klaster perkantoran, hajatan, dan keluarga.

“Memang angka peningkatan ini salah satunya dari kontak yang berasal dari acara-acara yang mengundang orang dari luar kota Pandeglang. Makanya, sekarang satgas sedang gencar melakukan tracing untuk menekan angka positif,” terangnya.

Ia menjelaskan bahwa mayoritas masyarakat di Kabupaten Pandeglang yang terinfeksi virus Covid-19 merupakan orang tanpa gejala (OTG). Saat ini OTG tersebut sedang menjalani isolasi mandiri di rumahnya masing-masing dengan pengawasan yang ketat dari satgas.

“Saat ini OTG tersebut sudah melakukan isolasi mandiri di rumahnya masing-masing,” singkatnya.

Meski sudah menjalani isolasi, namun Ahmad Sulaeman menuturkan, satgas masih kesulitan untuk mengedukasi masyarakat yang positif Covid-19 agar mau menjalani karantina di rumah singgah Wisma PKPRI Pandeglang. Pasalnya, masih banyak warga yang enggan jauh dari keluarganya selama menjalani masa perawatan.

Selain itu, ia juga menyebutkan, OTG yang melakulan isolasi mandiri di rumah masing-masing menjadi penyebab tingginya kasus positif Covid-19 di Kabupaten Pandeglang. Menurutnya dari 701 pasien OTG, hanya 30 orang yang melakukan isolasi mandiri di Wisma PKPRI Pandeglang.

“Ya ini juga jadi penyebab tingginya angka terkonfirmasi Covid-19 di Kabupaten Pandeglang, ya sekarang di Wisma PKPRI hanya sekitar 30 OTG dari 429 pasien OTG. Artinya kesadaran masyarakat masih rendah kalau harus dirawat di Wisma PKPRI. Faktornya karena ingin dekat terus sama keluarga selama karantina, makanya perlu pengawasan yang ketat,” imbuhnya.

Adapun untuk kasus dengan gejala dan perlu perawatan, ini masih menjadi tantangan bagi Kabupaten Pandeglang. Hal itu dikarenakan di Kabupaten Pandeglang, belum ada rumah sakit khusus untuk penanganan Covid-19.
“Kita hanya punya Rumah Sakit Berkah dan itu pun kapasitasnya terbatas,” singkatnya.

Meski begitu, ia tetap mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tetap menerapkan protokol kesehatan di manapun berada.

“Kita tidak bosan-bosan memberikan imbauan agar masyarakat Pandeglang menerapkan 4M, bukan 3M lagi ya, yakni memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, dan yang terakhir menghindari kerumunan,” pungkasnya.

Redaktur: A Supriadi
Reporter : Andre Sopian