PEMERINTAH Provinsi Banten lewat Dinas Perindustrian dan Perdagangan terus berupaya menjadikan Banten sebagai daerah yang maju. Salah satu upaya untuk mendorong itu dengan gencar meningkatkan wirausaha di daerah tertinggal.

Kepala Bidang Perindustrian Disperindag Banten, Rudiansyah Thoib mengatakan, jumlah wirausaha di Banten masih tergolong rendah dibanding daerah lain. Dari jumlah penduduk sekitar 11,5 juta jiwa di Banten, kata Rudiansyah, hanya 1 juta jiwa yang berwirausaha. Ratio itu masih rendah secara nasional. Untuk mendongkrak itu, Disperindag berupaya untuk mencetak calon wirausaha baru. Salah satunya memberi pelatihan kepada calon wirausaha di daerah tertinggal dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada.

“Ini bentuk pelatihan pengembangan calon wirausaha baru khususnya didesa tertinggal. Jadi persoalan pengangguran bukan hanya menciptakan tenaga kerja saja, tetapi kita harus menciptakan usaha baru juga. Usaha baru kita harapkan tumbuh di segala sektor. Malam ini salah satunya dengan usaha furniture,” Ungkapnya usai membuka Bimtek Pengembangan Wirausaha Daerah Tertinggal di Hotel Cilegon City,  Cilegon, Senin (13/8/2018) lalu.

Rudiansyah menyatakan, rendahnya jumlah wirausaha di Banten dikarenakan masyarakat masih banyak memilih untuk bekerja di pabrik. Menurutnya, pola tersebut harus diubah. Oleh karena itu, peluang untuk menciptakan wirausaha harus terus didorong.

“Masyarakat Banten ini kan banyak yang kerja di pabrik maka dari itu, kita harus menguber ketertinggalan dengan wirausaha baru. Sekarang ini kan era digital, masuk di internet kemudian berjualan ditoko online. Banyak yang sudah masuk ke situ, jadi nanti kita akan melakukan terobosan untuk men-start up ekonomi, ” tuturnya.

Sementara itu, Inisiator Sanggar Garasi Kayu Palet (Garasi Kapal), Adam Adhary Abimanyu selaku pembicara mendorong, agar masyarakat di daerah tertinggal seperti di Desa Kaduela, Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang, tidak perlu takut untuk mulai berwirausaha. Menurutnya, masyarakat di daerah dapat turut andil menggerakan ekonomi lewat wirausaha dengan memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki.

“Saya memulai Garasi Kayu Palet ini dengan melihat peluang. Limbah kayu saya manfaatkan untuk dijadikan furniture. Kita juga harus bisa menjadi pembeda dengan yang lain. Jadi kalau di Desa Kaduela kaya dengan kayu, jangan takut untuk terus mencoba berkreativitas,” ungkap pengusaha yang menjalani usaha limbah kayu palet ini.

Redaktur: Dendi S

Reporter: Tim SSC