SALAH satu ide terbarukan dibawakan oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 4 dari Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur yang mengadakan demonstrasi pemanfaatan daun kelor sebagai sabun cuci piring yang dilaksanakan di Balai Desa Gondek, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Kamis (16/8/2024).
Pemateri Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur, Nanda mengatakan, bahwa pemanfaatan daun kelor sebagai sabun cuci piring, merupakan suatu ide terbarukan dalam memanfaatkan tingkat lanjut dari daun kelor.
“Daun kelor yang biasa digunakan sama halnya dengan bunga tabur, kini dapat menjadi sebuah produk yang sangat bermanfaat untuk kita,” ungkapnya.
Menurutnya, kegiatan yang digelar oleh mahasiswa mampu menarik masyarakat untuk belajar bersama secara langsung pembuatan sabun cuci piring dari daun kelor.
“Sabun cuci piring, merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan pada kehidupan sehari-hari. Sabun cuci piring yang diangkat dari mahasiswa sangat ramah lingkungan dan bahannya pun dekat dengan kita, memanfaatkan bahan terdekat dengan kita dan mengembalikan kepada hal yang bermanfaat untuk kita merupakan hal yang baik. Pembuatannya pun cukup mudah,” kata dia.
Nanda menerangkan, jika daun kelor sendiri mengandung senyawa fenolik dan flavonoid yang ditujukan sebagai antimikroba. Kandungan saponin pada daun kelor juga memudahkan sabun dari bahan ini akan cepat berbusa.
“Meskipun menggunakan bahan kimia dalam pembuatannya, namun tidak sebanyak dengan sabun cuci piring pada umumnya. Sabun ini hanya menggunakan texapon untuk bahan kimianya, sebagai pengental sabun. Prosesnya pun cukup mudah, pertama ambil ekstrak daun kelor dengan cara direbus, kemudian saring hasil rebusan. Campur ekstrak tersebut dengan texapon dan garam serta essensial oil untuk pewangi, lalu aduk hingga merata. Dan sabun ekstrak daun kelor siap untuk digunakan,” terangnya.
Dirinya menambahkan, bahwa tanaman kelor paling sering dimanfaatkan karena kandungan antioksidan yang tinggi. Sehingga baik bagi kesehatan, karena mampu menangkal radikal bebas.
“Pemanfaatan daun kelor sebagai sabun cuci piring, merupakan contoh kecil bagaimana kita dapat mengembalikan fungsi alam yang dimanfaatkan dengan baik. Minimnya bahan kimia yang digunakan, akan mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan jangka panjang,” ujar Nanda
Nanda berharap, dengan adanya kegiatan ini, dapat diteruskan oleh masyarakat Desa Gondek. Karena selain dapat menggantikan penggunaan produk maksimum kimiawi, menjadi penggunaan minimum produk kimiawi.
“Tanaman ini sering dimanfaatkan untuk sayur, maupun untuk bahan campuran kosmetik. Diharapkan juga dengan adanya inovasi yang kami berikan dapat menjadi ide yang dapat dikembangkan, untuk menambah nilai ekonomi masyarakatnya,” imbuhnya.
Redaktur : Fauzi