PEMERINTAH Provinsi Banten melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) terus mendukung agenda pemajuan kebudayaan daerah. Salah satunya Seren Taun Cisungsang, acara tahunan yang sudah digelar sejak ratusan tahun lalu dan merupakan bagian dari Kharisma Event Nusantara (KEN) Kemenparekraf.

Hal tersebut sesuai amanat Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 2 Tahun 2024 tentang Pemajuan Kebudayaan Daerah.

Pj Gubernur Banten Al Muktabar mengatakan, Seren Taun merupakan bentuk rasa syukur Masyarakat Adat Cisungsang atas hasil panen padi, nyatanya bukan sekadar ajang unjuk budaya saja. Lebih jauh, ada dampak ekonomi yang dirasakan masyarakat sekitar karena menjadi ajang memamerkan sekaligus memasarkan produk UKM mereka.

“Seren Taun menurut saya sarat makna kebersamaan, keikhlasan, dan kerelaan. Luar biasa, masyarakat adat Cisungsang melayani semua orang yang ingin tahu Seren Taun,” ujarnya

Menurut Al Muktabar, Pemprov Banten terus berkomitmen mendorong pemajuan kebudayaan Banten. Untuk itu, ia meminta agar para kepala desa memanfaatkan sebaik-baiknya dana bantuan desa Rp100 juta dari Pemprov Banten. Khususnya untuk membangun infrastruktur jalan desa.

Diketahui, dalam perayaan seren taun Cisungsang tahun 2024 juga digelar juga lomba olahraga yang tidak hanya menghibur, tapi menawarkan manfaat sehat jasmani dan rohani. Hal itu sesuai dengan tujuan Indonesia Emas 2045 yang harus didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang unggul

Sesepuh Kasepuhan Cisungsang Abah Usep Suyatma menjelaskan, Masyarakat Adat Kasepuhan Cisungsang sudah berdiri ratusan tahun lalu dan merupakan masyarakat adat pecinta budaya. “Adat adalah budaya, Seren Taun syukuran setelah panen padi. Kami Masyarakat Adat Kasepuhan Cisungsang yang melestarikan tradisi ini,” jelasnya.

Penyebutan kasepuhan merupakan jabatan turun temurun yang dijabat seumur hidup. Abah Usep sendiri merupakan generasi keempat di Kasepuhan Cisungsang. Kepadanya kerap disampaikan permasalahan masyarakat oleh adat tetua keturunan. Dalam menjalankan fungsinya, kasepuhan dibantu oleh perangkat adat lainnya, yakni paraji, bengkong, amil, penghulu, pandai, serta pager kolot atau penjaga kasepuhan.

Dijelaskan Usep, tatanan hidup Masyarakat Adat Cisungsang hingga saat ini seimbang di mana Seren Taun diselenggarakan secara bersama-sama atau gotong royong. Selama Seren Taun, Masyarakat Adat Cisungsang konsisten menjamu masyarakat yang datang ke acara Seren Taun yang dilaksanakan selama empat hari.

“Kebiasaan kami, sejak leluhur orang yang datang bebas makan. Tidak memberatkan, karena kami ikhlas,” ungkap Abah Usep. Usep pun berterima kasih kepada Pemprov Banten atas bantuan pembangunan masjid, penyediaan air bersih, serta paving block.(ADV)