MASKER di sejumlah apotek dan minimarket di Kabupaten Pandeglang, Banten, kini kian sulit didapatkan. Kondisi tersebut diduga setelah adanya informasi dua warga Depok, Jawa Barat yang positif mengidap virus korona (Covid-19).
“Kosong mas, dari tadi pagi juga banyak yang nanyain,” kata Candra (24), salah satu karyawan apotek di Ciekek, Pandeglang, Selasa (03/03/2020).
Dikatakannya, masker mulai susah didapat sejak kabar wabah virus korona mulai muncul. Bahkan hari ini saja sejak pagi hingga siang sudah puluhan orang yang datang ke apotek menanyakan stok masker.
“Kayaknya apotek yang lain sekitar sini juga susah, soalnya di sini aja dari tadi yang mau beli masker udah puluhan lah,” katanya.
Tidak hanya di apotek, di sejumlah minimarket di Kabupaten Pandeglang stok masker kini sulit ditemukan. Salah satunya minimarket yang berada di Kecamatan Pandeglang. Stok masker di minimarket tersebut sudah tidak tersedia sejak dua pekan terakhir.
“Kalau masker terakhir itu dua minggu yang lalu ada, sekarang sudah tidak ada,” kata Tya Nurmala Sari, salah satu kepala minimarket.
Tya menuturkan, meskipun stok masker tersedia akan tetapi dalam hitungan hari, stok masker langsung habis diburu oleh pembeli. “Kalau pun ada juga, dalam hitungan dua hari masker sudah habis,” terangnya.
Terpisah, Bupati Pandeglang, Irna Narulita mengaku, khawatir virus korona masuk melalui jalur wisata, karena destinasi wisata di Pandeglang cukup banyak. Irna menyebutkan, dengan adanya virus korona melumpuhkan bidang perekonomian secara global, karena virus tersebut sudah banyak masuk di beberapa negara.
“Saya rasa kalau untuk ekonomi lumpuh itu sudah tingkat global dan Indonesia menjadi destinasi tamu dari luar, tinggal bagaimana kesiapan para rumah sakit yang ada di Indonesia maupun yang ada di Banten, karena memang kejadiannya di Bekasi, jadi kami hanya menyampaikan cara pencegahan terhadap virus korona, orang Indonesia budayanya salaman, dengan kondisi seperti ini kita harus jaga stamina,” katanya usai rakor di Gedung Setda Pandeglang.
Ia mengatakan, pihaknya mengaku untuk menangani pasien yang tersuspect virus korona belum bisa menangani, sebab pihaknya saat ini masih melakukan rapat koordinasi dengan Pemprov Banten.
“Kesiapannya saya harus tanya dirutnya, tapi kalau pakaianya yang lengkap seperti itu, kami punya tapi tidak secara keseluruhan untuk menangani virus yang dampaknya luar biasa, paling hanya setengah badan untuk operasi,” terangnya.
Menurutnya, untuk penanganan virus korona tersebut akan ditangani oleh pusat. Tetapi untuk penangan langsung dirinya menyarankan untuk tidak panik.
“Kalau soal penangannya mampu atau belum kita harus koordinasi dengan Pemprov Banten. Jadi itu perlu simulasi apabila terjadi, apa yang harus kami lakukan supaya tidak panik terhadap tim medis, dan kami koordinasinya cepat kepada pemprov, biasanya kalau sudah terpapar corona itu penanganannya langsung dari pusat,” tuturnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pandeglang, Raden Dewi Setiani mengatakan, pihaknya sudah meningkatkan kesiagaan kepada seluruh jajaran kesehatan di Kabupaten Pandeglang dalam menghadapi kewaspadaan wabah virus korona.
“Seluruh jajaran kesehatan diperintahkan untuk melakukan deteksi dini, artinya melihat matanya, pendengarannya untuk seluruh rakyat di Pandeglang yang berpotensi terjadinya wabah korona. Misalnya orang yang baru datang atau berpergian ke negara-negara dalam satu minggu terakhir. Dari deteksi ini dibantu dengan seluruh jajaran pemerintah kabupaten, kecamatan, dan desa,” jelasnya.
Meskin masyarakat Pandeglang belum terindekasi korona virus, tetapi ia menganjurkan masyarakat untuk menjaga kebersihan. Selain itu, Dinkes Pandeglang sudah melakukan pelatihan kepada para kader dan para petugas dalam hal gerakan cuci tangan dan mengenalkan gejala-gejala terjadinya flu Wuhan korona virus (covid-19).
“Kami menganjurkan dalam prevent ini kepada masyarakat untuk melakukan cuci tangan, kemudian membatasi pertemuan-pertemuan di kerumunan orang banyak terutama dengan orang-orang luar pandeglang, khususnya bagi orang-orang yang berpergian ke daerah-daerah endemis,” pungkasnya.
Redaktur : A Supriadi
Reporter : Andre Sopian