BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD-PK) Kabupaten Pandeglang, menggelar simulasi penanganan darurat potensi megathrust dan apel kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi di Kecamatan Carita, pada Kamis (5/9/2024).
Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, Raditya Jati mengungkapkan, bahwa simulasi evakuasi megathrust yang dilakukan pada pada hari ini dilaksanakan di 5 provinsi di Jawa dan Sumatera yang rawan terdampak megathrust.
“Apel kesiapan siagaan dan simulasi evakuasi mandiri ini dilaksanakan secara serentak di 5 titik. Yang pertama di Provinsi Jawa Timur itu dilaksanakan di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Tengah di Kabupaten Cilacap, Jawa Barat di Kabupaten Pangandaran, Provinsi Sumatera Barat di Kepulauan Mentawai, dan di Provinsi Banten itu di Kabupaten Pandeglang tepatnya di Kecamatan Carita,” katanya.
Menurutnya, masyarakat dan Pemerintah Daerah (Pemda) tidak perlu berlebihan dalam menyikapi isu potensi tersebut. Namun, kata Raditya, kesiapsiagaan dan kesiapan dari seluruh pihak harus menjadi agenda utama dalam menghadapi ancaman bencana
“Jelas kita mengalami yang disebut megathrust, dan itu bukan hanya isu tetapi ramai dibahas di masyarakat. Salah satu yang menjadi penting, bukan hanya masalah informasi yang menjadikan panik masyarakat tapi bagaimana kesiapsiagaan itu ada dan menjadi kesadaran yang kolektif, menjadi budaya bahwa kita memang berada dikawasan yang beresiko dan mereka tahu apa yang harus dilakukan serta siap untuk selamat.
“Kita lihat sejarah, terakhir tahun 2018 dan 2022 terjadi gempa yang titiknya di Pandeglang ini. Artinya selain Pandeglang, ini menjadi fokus karena di wilayah yang ditetapkan untuk pemilihan simulasi dan apel kesiapsiagaan dan ini bukan sekedar seremoni,” sambungnya.
Selain itu, Raditya menegaskan, jika apel kesiapsiagaan ini memiliki manfaat untuk mengetahui sejauh mana kesiapan dari personil dan peralatan jika suatu saat bencana sesungguhnya terjadi.
“Saya berharap kegiatan seperti ini bukan hanya sekali saja dilakukan, karena saya yakin Pemkab Pandeglang beserta jajarannya baik unsur TNI maupun Polri bisa dilatih lagi terutama untuk anak-anak, masyarakat yang memang potensi resikonya cukup tinggi,” ungkapnya.
Sementara, Sekretaris Daerah (Sekda) Pandeglang, Ali Fahmi Sumanta menuturkan, bahwa Pandeglang merupakan salah satu daerah yang memiliki resiko bencana yang sangat tinggi yang meliputi banjir, cuaca ekstrem, gelombang tinggi, abrasi, kebakaran, tsunami dan bencana gempa megathrust.
“Sehingga ini hal yang sangat luar biasa dan menjadi edukasi untuk masyarakat dan kita semua. Tadi berpesan kepala BNPB, bahwa kita harus selalu waspada dan ini tugas kami di Pemda. Saya kira ada arahan bahwa kita tetap melakukan kesiapsiagaan, artinya tidak berhenti di sini, dua bulan sekali atau mungkin tiga bulan sekali kita akan adakan simulasi untuk lebih mengedukasi kepada masyarakat supaya nanti pada saatnya, ya kita berharap tidak ada tapi kalau pun ini terjadi kita sudah siap,” singkatnya.
Redaktur : Fauzi
Reporter : Asep