Butuh Biaya Rp.8,2 Miliar Untuk Kelola SPAM KSPN, Perumdam Lakukan Ini

0
53

PERUSAHAAN Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Berkah Pandeglang, membutuhkan biaya Rp 8,2 miliar untuk mengelola Instalasi Pengolahan Air (IPA) dan jaringan perpipaan distribusi utama Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) di Kecamatan Panimbang.

Biaya sebesar Rp8,2 miliar itu untuk pembangunan jaringan pipa tersier untuk menjangkau 10 Desa dan 4 Kecamatan di Kabupaten Pandeglang.

Direktur Perumdam Tirta Berkah Pandeglang, Euis Yuningsih mengatakan, bahwa pada saat ini tengah dibangun IPA SPAM KSPN dengan kapasitas produksi 100 liter per detik.

“Setelah selesai, dibutuhkan anggaran biaya sekira Rp 8,2 miliar untuk pengelolaannya. Itu berdasarkan hasil hitungan biaya estimasi untuk mengoperasikan IPA SPAM KSPN,” katanya kepada Tuntas Media, Rabu (6/7/2022).

Euis menjelaskan, terkait kebutuhan biaya, saat ini Perumdam Tirta Berkah Pandeglang sedang mengajukan usulan biaya kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Biaya itu termasuk untuk pembangunan jaringan pipa tersier kepada pelanggan.

“Kalau saat ini, dari Kementerian PUPR baru jaringan pipa utama sedangkan ke jaringan pipa tersiernya belum. Oleh karena itu, kita sedang mengajukan biayanya,” ungkapnya.

Euis berharap, Kementerian PUPR merealisasikan usulannya. Karena dari segi keuangan Perumdam belum ada untuk pembiayaan sebesar itu. Namun, kata dia, kalau untuk mengelola secara SDM sudah siap.

“Apalagi IPA SPAM KSPN ini, untuk membantu mengatasi krisis air bersih di 10 Desa dan 4 Kecamatan di Kabupaten Pandeglang. Sehingga, kami melakukan jemput bola mengajukan permohonan biaya untuk pembangunan jaringan pipa tersiernya,” terangnya.

Sementara, Kepala Bagian Keuangan Perumdam Tirta Berkah Kabupaten Pandeglang, Hendi Kusmawan menambahkan, usulan biaya sedang diajukan kepada Kementerian PUPR.

“Kalau estimasi ajuan untuk jaringan pipa pembagi distribusi ke pelanggan kurang lebih Rp.8,2 miliar. Untuk sambungan sekitar 5000 pelanggan, dan kami sedang mengajukan pembiayaannya,” katanya.

Hendi menegaskan, anggaran biaya itu termasuk kebutuhan mendesak karena melihat kondisi keuangan Perumdam belum mencukupi. Oleh karena itu dibutuhkan bantuan biaya dari pusat.

“Oleh karena itu kita ajukan sebelum bangunan IPA SPAM selesai. Hal itu dilakukan agar ketika sudah selesai dan diserahkan ke Perumdam sudah bisa mengelolanya karena memang kita tidak mengharapkan bangunan IPA SPAM menjadi monumen sementara karena tidak adanya biaya,” ujarnya.

Redaktur : D. Sudrajat
Reporter : Asep