MENINGKATNYA aktivitas Gunung Anak Krakatau yang terus berfluktuatif, nyatanya tidak memengaruhi sektor wisata. Letusan gunung berapi itu, justru memikat para wisatawan, khususnya dari mancanegara.
Sejak dinyatakan aktif pada pertengahan bulan Juni lalu, pesona Gunung Anak Krakatau saat mengeluarkan lava justru mengundang decak kagum.
Salah seorang pemandu wisata di kawasan Pantai Carita, Rohman menyebutkan, dalam beberapa hari terakhir kunjungan turis meningkat hingga 50 persen. Biasanya dalam satu hari, rata-rata kunjungan ke Cagar Alam Krakatau hanya sekitar enam orang dengan menggunakan satu kapal.
“Peningkatan cukup signifikan, kurang lebih sampai 50 persen dibanding sebelum lebaran. Sekarang hampir tiap hari bisa memandu sekitar 12 orang dengan dua kapal. Mayoritas lebih banyak wisatawan mancanegara, seperti Eropa, Australia, dan beberapa negara Asia,” katanya, Senin (23/7/2018).
Menurut Rohman, alasan para Wisman itu mengunjungi Gunung Anak Krakatau, karena ingin menyaksikan langsung fenomena alam yang langka tersebut. Malah, beberapa diantaranya ada yang antusias menyaksikan letupan lava pijar pada malam hari lantaran pemandangannya dinilai lebih indah.
“Selama ini tanggapan wisatawan justru takjub. Ada beberapa yang niat ingin melihat pada malam hari karena lebih indah. Lava merah yang keluar jadi seperti kembang api,” terangnya.
“Memang ada larangan, kita harus patuh untuk tidak mendekat dalam radius saty km dari puncak gunung. Jadi sekarang dilarang ke atas, terkait safety terhadap wisatawan,” imbuhnya.
Dirinya pun mengimbau bagi masyarakat dan wisatawan, agar tidak perlu khawatir terhadap peningkatan status Gunung Anak Krakatau. Meski sedang aktif, dirinya menjamin bahwa hal itu tidak berbahaya. Mengingat, berdasarkan teori vulkanologi, kondisi Gunung Anak Krakatau masih dalam fase pertumbuhan.
“Gunung Anak Krakatau saat ini masih dalam fase pertumbuhan, sehingga kami jamin tidak berbahaya. Jadi tidak usah takut, karena aktivitasnya fenomena alam yang biasa di Krakatau. Dan kami siap menerima kunjungan wisatawan yang ingin mengetahui lebih jauh tentang Krakatau,” ucapnya mantap.
Sementara itu, salah seorang wisatawan asal China, Xiao Ming yang ditemui saat berlibur ke Gunung Anak Krakatau menuturkan, meski sedang aktif, namun dirinya meyakini bahwa kondisi itu masih dalam tahap aman.
Terbukti dirinya bersama 14 orang keluarga dan teman-temannya, tetap antusias menyaksikan fenomena letupan gunung api tersebut.
“Kami memang takut, tapi kami yakin ini dalam kondisi aman. Ini adalah pemandangan gunung api terbaik jadi kami beruntung bisa tiba di sini,” katanya antusias.
Status Gunung Api yang berada di perairan Selat Sunda itu pun masih di level II atau waspada. Berdasarkan rekaman seismograf Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM tanggal 22 Juli 2018, mencatat telah terjadi 232 kali gempa letusan, dan 7 kali gempa Tremor.
Dialsusul dengan 136 kali gempa hembusan, 22 kali gempa Vulkanik Dangkal serta Tremor menerus dengan amplitudo maksimum 1-31 mm (dominan 10 mm). Adapun ketinggian kolom letusan sekitar 805 meter di atas permukaan laut atau 500 meter di atas puncak.
Redaktur : A Supriadi
Reporter : Dendi