WARGA Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang digegerkan dengan kemunculan Kerajaan Angling Dharma, yang berlokasi di Kampung Salangari, Rt 002 Rw 001, Desa Pandat, Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang.
Awal mula ramainya sosok raja yang disebut dengan Baginda Sultan Iskandar Jamaludin Firdaus itu, lantaran banyaknya pembangunan bedah rumah yang sudah ia lakukan dibeberapa Kecamatan.
Salah seorang Ajudan Baginda Raja, Aki Jamil menceritakan, sosok yang ia sebut Baginda Raja. Menurutnya, baginda merupakan salah satu titisan dari kesultanan banten. Yang mana, sebelumnya baginda merupakan salah satu santri di Kabupaten Pandeglang.
“Baginda adalah salah satu keturunan sultan hasanudin banten. Simbol Angling Dharma itu menunjukkan, bahwa dahulu pernah ada kerjaan raja adil dan bijaksana. Bukan hanya pembangunan saja yang dilakukan oleh Baginda, tapi ada juga kegiatan sosial seperti santunan anak yatim dan janda. Pembangunan bedah rumah sudah dikerjakan sejak tahun 2017. Sampai sekarang, kurang lebih hampir 35 rumah yang sudah di bangun,” kata Jamil, Selasa (21/9/2021).
Ia menyebutkan, jika anggaran yang digunakan untuk pembangunan bedah rumah merupakan hasil yang diperoleh baginda tanpa bekerja.
“Ngebangun rumah bukan karena banyak harta, tapi karena kesaktian. Ini murni untuk membantu pemerintah. Karena muridnya baginda banyak, jadi terkoneksi dari kesaktian baginda. Ada harta dari muridnya. Kalau beliau sudah butuh mah, baginda itu selalu ada,” paparnya.
Bukan saja pembanguan rumah yang ia lakukan, melainkan terdapat empat pesantren yang sudah didirikan. Salah satunya pondok pesantren Ar-Riyadoh.
“Baginda itu hanya memberikan fasilitas saja. Karena, nanti juga ada yang mengelolanya. Sudah ada empat pondok pesantren yang di bangun. Kalau pembanguan pondok pesantren, sudah dilakukan sejak tahun 1993,” tuturnya.
Sementara, Kepala Seksi Kesejahteraan Desa Pandat, Kecamatan Mandalawangi, Dimas Febriana menuturkan, jika warga yang disebut sebagai Baginda tersebut sudah terkenal. Namun, belum resmi terdaftar sebagai warga Desa Pandat.
“Dia itu asli Mandalawangi, cuma bukan dari Desa Pandat. Sosialisasi pribadi ke masyarakat ada, namun agak tertutup. Kalau disini sudah terkenal, namun untuk data kependudukan kita bingung karena tidak tercatat di desa kami,” singkatnya.
Redaktur : D. Sudrajat
Reporter : Asep