Pria Yang Disebut Baginda Hanya Berniat Membantu Warga

0
235

SEORANG lelaki asal Kampung Salanghari, yang biasa disebut Baginda, dengan kepanjangan nama Baginda Sultan Iskandar Jamaludin Firdaus, warga Desa Pandat, Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang, yang mendadak viral mengaku sebagai keturunan Sultan Banten.

Salah seorang pengikut Baginda, Jamil menuturkan, bahwa pria yang terbilang dermawan itu kemungkinan salah satu keturunan dari Kesultanan Banten.

Menurut Jamil, Baginda merupakan sosok seorang raja yang adil dan bijaksana, terutama pada warga yang kurang mampu, tercatat sudah 35 rumah warga miskin yang dibangun olehnya yang tersebar di Kecamatan Mandalawangi, Pagelaran dan Menes.

“Kemungkinan masih ada keturunan dari sultan Banten. Tidak hanya untuk janda saja, tapi yang punya suami juga tetap rumahnya yang tidak layak Baginda bangun dengan anggaran tidak dari manapun. Tidak dibantu dari pemerintah, sumbangan proposal, dan lainnya, itu murni punya Baginda. Pada intinya Baginda itu punya hati yang adil dan bijaksana, ini tulus untuk membantu pemerintah,” ungkapnya, Selasa (21/9/2021).

Ia menjelaskan, bahwa untuk panggilan Baginda, hal tersebut tidak berdasarkan keinginan pria yang bersangkutan melainkan datang dengan sendirinya padanya.

“Sebutan Baginda bagi beliau bukan semata-mata itu hanya gelar beliau dari sananya juga, Baginda pun masih memiliki keturunan dari Sultan Banten. Tugasnya, hanya memikirkan warga yang kurang mampu untuk dibantu. Waktu diangkat Raja secara ghaib, itu pada tahun 2004,” terang Jamil.

Sementara dana yang digunakan selama ini untuk membangun puluhan rumah warga miskin, kata Jamil, bersumber dari dana pribadi milik Baginda dan sumbangan dari para santri atau anak murid Baginda. Diketahui juga, sebelum tenar dengan sebutan Baginda, ternyata pria itu pernah mengenyam pendidikan agama di salah satu pesantren yang ada di Pandeglang.

“Untuk kesehariannya hanya sosial, dan untuk sekarang beliau fokus membangun rumah. Membangun rumah juga bukan karena banyak harta, ini murni untuk membantu pemerintah dalam mensejahterakan masyarakat. Namun untuk dana atau anggarannya, itu dari murid-muridnya. Karena begitu beliau butuh, pasti selalu ada dan uang tersebut tidak untuk memperkaya diri,” ucapnya.

Jamil membeberkan makna dari kata Angling Dharma, yang digunakan oleh Baginda untuk kerajaannya adalah membaktikan diri pada sang pencipta dan pada sesama.

“Bahwasannya dalam sejarah dulu ada simbol kerajaan Angling Dharma, disitu Baginda mendarma dan berbakti. Makanya sekarang Baginda itu sedang fokus untuk membangun rumah warga yang tidak layak, itupun harus kepengennya dia. Warga mana yang akan dibangun rumahnya,” tandasnya.

Redaktur : D. Sudrajat
Reporter : Asep