DINAS Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi Banten menggandeng Balad Mustafa dan Asosiasi Kopi Indonesia (ASKI) Provinsi Banten dalam peningkatan literasi kopi di kalangan anak-anak muda. Terdapat dua kegiatan yang dilaksanakan secara bersamaan dalam acara tersebut yakni Pelatihan Barista dan Diskusi “Buku Pintar Kopi”.
Kegiatan yang dilaksanakan merupakan rangkaian Banten Book Fair 2024 dalam rangka memperingati Hari Buku Nasional (Harbuknas) tahun 2024 tersebut menghadirkan empat pemateri ahli; Edi Panggabean, Penulis Buku Pintar Kopi, Sri Lindi ketua ASKI Provinsi Banten, Sugiyono, Owner Rumah Kopi Griya, dan Sigit Pramono, Trainer Barista BNSP.
Acara yang digelar di dua tempat yang berbeda, pelatihan Barista di lantai dua gedung DPK, sementara diskusi dilakukan di halaman kantor DPK sekaligus tempat kegiatan Book Fair berlangsung.
Kepala Bidang Perpustakaan di DPK Provinsi Banten, Evi Syaefudin menjelaskan, dalam sejarahnya, masyarakat Banten sudah mengenal kopi jauh sebelum masa kesultanan berdiri. Bahkan pada masa itu, kopi menjadi komoditas kedua setelah lada yang banyak dicari oleh para pedagang dari Eropa.
“Perjalanan kopi yang panjang tersebut kemudian tenggelam. Kopi tak lagi menjadi penghasilan utama masyarakat Banten. Saat ini, menjamurnya kedai-kedai kopi membuat komoditas kopi naik kelas kembali. Ini yang kemudian melatarbelakangi diskusi dan pelatihan Barista, bahwa ketika tren kopi naik kembali maka yang harus disiapkan adalah SDM (Sumber Daya Manusia, red)-nya,” ungkap Evi, Rabu 15 Mei 2024.
Evi berharap, kegiatan tersebut dapat memberikan manfaat baik untuk peserta pelatihan maupun untuk pengunjung Banten Book Fair 2024.
Hal senada diungkapkan Ketua ASKI Banten, Sri Linda. Sebagai sebuah organisasi pecinta kopi, kata Linca, ASKI memiliki visi misi untuk melakukan pendampingan dari mulai petani kopi hingga Barista sebagai peracik dan penyaji kopi.
Linda memaparkan, pendampingan di sektor ini harus dilakukan mulai dari hulu hingga ke hilir. ASKI, memiliki kewajiban untuk melakukan peningkatan SDM baik di tingkat petani maupun saat kopi sudah berada di kedai-kedai kopi. Selain itu, sambungnya, ASKI harus memastikan bahwa kebutuhan kopi untuk anggotanya tercukupi..
“Dalam peningkatan SDM, ASKI membuka diri untuk bekerjasama dengan siapapun, termasuk pemerintah. Kita memberikan pancing atau jala agar sinergi hulu dan hilir jalan. SDM itu penting, agar ketersambungan dari hulu hingga hilir,’ paparnya.
Redaktur: Fauzi
Reporter: Fauzi