PASUKAN gabungan polisi dan tentara di Papua, Selasa (4/12), sedang bergerak dari Wamena di Jayapura ke Yigi, Nduga untuk memastikan laporan serangan kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) yang menewaskan sedikitnya 24 pekerja, kata Kapendam 17 Cenderawasih, Kolonel Infantri Muhammad Aidi, kepada VOA Selasa pagi.
“Informasi yang diterima baru satu arah melalui Radio SSB pada hari Senin (3/12), dari tokoh gereja di Yigi yaitu Pendeta Wilhelmus Kogoya, bahwa telah terjadi pembunuhan pekerja bangunan jembatan Kali Yigi-Kali Aurak di distrik Yigi, kabupaten Nduga,” ujar Muhammad Aidi.
Kata Muhammad Aidi, “laporan ini belum dapat di-cross-check karena di sana tidak ada sinyal telekomunikasi dan listrik, dan karenanya pasukan sudah bergerak, tetapi belum sampai.” Diperlukan waktu sekitar delapan jam untuk mencapai Yigi dari Waimena, lewat jalan darat.
Informasi yang diperoleh VOA dari berbagai sumber mengatakan bahwa para pekerja yang tewas ini adalah pekerja proyek Istaka Karya yang sedang membangun jembatan di Kali Yigi dan Kali Aurak, di Nduga, yang dibunuh kelompok kriminal separatis bersenjata pada Minggu (02/12/2018).
“Sekali lagi kami belum bisa konfirmasi karena tidak ada sinyal telekomunikasi dan listrik,” ujar Muhammad Aidi. “Itu daerah yang terisolasi, jalur Trans Papua yang memang sedang dibangun. Daerah itu masih terisolasi. Selama ini hanya bisa didatangi pesawat kecil yang berkapasitas 12 orang,” tambahnya.
Keterangan tertulis yang didapat dari Kabidhumas Polda Papua Kombes Pol. Ahmad Musthofa Kapal berdasarkan informasi dari masyarakat di lokasi, “kelompok kriminal itu sedang merayakan upacara HUT OPM (Organisasi Papua Merdeka.red) di distrik Yigi. Kemudian salah seorang pekerja ada yang mengambil foto upacara. Melihat itu mereka marah sehingga membantai pekerja-pekerja itu.”
Menurut keterangan tersebut, hingga saat ini korban belum bisa dievakuasi karena masih dijaga anggota kelompok kriminal tersebut. Sepuluh pekerja dilaporkan berhasil melarikan diri, dua orang kini berada di distrik Mbua dan delapan lainnya di distrik Yal.
Redaktur : A Supriadi
Sumber : VOA Indonesia