SEJUMLAH pedagang di sentra kuliner Perhutani Pandeglang mulai mengeluh lantaran minimnya fasilitas yang disediakan pengelola. Akibat minimnya fasilitas, seperti lahan parkir yang sempit, ketersediaan air dan lainnya, omzet pedagang mulai menurun.

Mang Soleh, pedagang di sentra kuliner mengaku, lokasi berdagang di kawasan Perhutani dinilai kurang representatif. Parahnya, kendaraan seperti mobil tidak diperbolehkan memasuki area jualan pedagang, sehingga menurunkan daya beli masyarakat.

Selain itu, pedagang juga mengeluhkan sarana air bersih yang belum tersedia. Faktor lain merosotnya pendapatan karena antara pedagang kuliner dengan permainan anak-anak telah dipisahkan.

“Tidak ada fasilitas air bersih, bahkan saat jalan becek yang memperbaiki para pedagang dari hasil iuran,” ungkap Mang Soleh, Rabu (05/07/2017) siang.

Menurutnya, jika dibandingkan saat berjualan di Alun alun Pandeglang, omzetnya relatif lebih besar. Alasannya karena areal alun alun sangat luas, sehingga pengunjung bisa leluasa memarkir kendaraan dan bermain.

“Sebelum dipindahkan ke sini satu hari bisa mendapatkan Rp 600.000 sampai Rp 800.000. Namun setelah dipindahkan pendapatan kami turun hingga 50 persen,” keluh dia.

Ia menambahkan, omzetnya berkurang salah satu faktornya adalah sempitnya lahan parkir.

“Area parkir tidak ada, karena area parkir dengan tempat kuliner begitu jauh terus tempatnya terlalu kecil. Itulah penyebab para pedagang di sini selalu sepi,” sebutnya.

Pedagang lainnya, Andi meminta Pemkab Pandeglang untuk memberikan solusi bagi para pedagang kaki lima. Jika hal tersebut dibiarkan tidak menutup kemungkinan banyak pedagang yang akan gulung tikar.

“Kami meminta agar Pemkab Pandeglang memberikan solusi yang baik, syukur-syukur bisa berdagang lagi di alun alun,” pinta Andi.

Redaktur : A Supriadi
Reporter : Ray