Miris, Puluhan Keluarga di Kota Serang Masih Tinggal di Rumah Reyot

0
511

SEJUMLAH warga Tanggul Kelurahan Banten Kecamatan Kasemen Kota Serang yang tinggal di bantaran sungai Cibanten meminta direlokasi Pemkot Serang.

Sejumlah warga Tanggul tersebut hidup dalam kemiskinan dan tinggal di rumah yang kumuh dan tidak laik huni. Sebagian besar warga berprofesi sebagai nelayan yang mencari ikan di sekitar sungai.

Berdasarkan pengakuan dari salah satu warga, satu rumah berukuran 4×5 meter itu rata rata diisi oleh 10 sampai 11 anggota keluarganya. Mereka terpaksa tetap menghuni rumah tersebut, lantaran tidak memiliki tanah untuk membangunnya.

“Saya sudah lama menempati rumah ini, tapi tidak pernah ada yang perhatian dari pemerintah,” kata salah satu warga tanggul Daeng Marola (67) saat ditemui di rumahnya, Rabu (16/8/2017).

Daeng berharap, ada sikap yang tegas dari Pemkot Serang. Sebab, ratusan nelayan di perkampungan itu kehidupannya jauh dari kata laik. Menurutnya, memang awalnya mereka perantau, namun, sejak delapan tahun silam mereka resmi menjadi warga Kota Serang.

“Saya punya anak empat cucu lima semuanya tinggal di rumah yang berukuran kecil ini,” ucapnya.

Senada dikatakan oleh Harmastati, wanita berusia 43 tahun. Ia merasa tidak diperhatikan baik oleh pihak RT maupun Kelurahan. Ia mengaku, rumah kumuh yang ia tempati statusnya milik orang lain sehingga setiap bulannya harus bayar kepada pemilik.

“Dulu katanya mau direlokasi tapi sampai saat ini tidak ada. Saya berharap ada bantuan atau kepastianlah, kalau direlokasi kita sudah siap,” pungkasnya.

Redaktur : R Fauzi
Reporter : Raka