Pelaku Penusukan Sudah Diamankan dan Dipastikan Bukan Warga Pandeglang

0
150

DUA diduga pelaku penusukan terhadap Menko Polhukam, Wiranto dan korban lainnya, siang tadi di Alun-alun Menes, Kabupaten Pandeglang, sudah diamankan pihak kepolisian. Keduanya diketahui bernama Syahril Alamsyah alias Abu Rara (51) warga Syahrial VI No 104 LK, Desa Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, Sumatera Utara, dan istrinya Fitri Andriana (21) warga Desa Sitanggai, Kecamatan Karangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Pasangan suami istri ini diketahui sejak delapan bulan terakhir mengontrak rumah di Desa Menes, Kecamatan Menes.

Kapolda Banten Irjen Pol. Tomsi Tohir mengatakan, dua orang pelaku penusukan sudah diamankan dan sedang dalam pengembangan penyidik. Selain mengamankan pelaku, pihaknya juga turut mengamankan barang bukti senjata tajam jenis kunai yang digunakan pelaku untuk melukai Menko Polhukam, Wiranto “Barang bukti berupa senjata tajam, untuk motif sementara masih dalam perkembangan,” ujar Tomsi di Pandeglang, Kamis (10/10).

Tomsi juga menjelaskan, untuk pengamanan sudah dilakukan parameter, bahkan di Mathla’ul anwar pun sudah dilakukan sterilisasi oleh Brimob, Polda Banten, maupun Polres Pandeglang. “Bisa diketahui bersama, Wiranto saat datang sangat welcome dengan masyarakat, menyapa dan sempat selfie-selfie. Kita sudah berupaya untuk melakukan pengamanan bersama-sama dan dari brimob ada di sana, ada dari Polda juga,” jelasnya.

Terpisah, Direktur Utama (Dirut) RSU Berkah Pandeglang, Firmansyah mengatakan, setelah mendapat penanganan medis, kondisi Wiranto dalam keadaan membaik.
“Pak Wiranto datang ke sini (RSU Berkah, red) dengan kondisi yang stabil. Untuk luka Pak Wiranto terkena dua tusukan, terkena lapisan dalam perut peritoneum dan pelvis dengan titik luka ada di perut sebelah kiri bawah,” terang dia.

Meski begitu, dikatakan Firman, untuk mendapat penanganan medis lebih baik, Wiranto harus dirujuk ke RSPAD Gatot Subroto Jakarta.

“Kami hanya menangani untuk menstabilkan kondisi Pak Wiranto, dan beliau tidak terjadi pendarahan. Dari sini langsung dibawa ke RSPAD Gatot Subroto untuk mendapatkan penanganan medis di sana,” ujarnya.

Sejumlah Pihak Kecam Aksi Biadab

Gubernur Banten, Wahidin Halim yang ditemui di RSU Berkah Pandeglang merasa prihatin dengan kejadian yang menimpa Menko Polhukam itu. Ia pun tidak ingin memberikan komentar terkait masalah keamanan dan kondisi Wiranto. Menurutnya, hal tersebut pihak medis dan kepolisian yang menanganinya.

“Saya tidak bisa menjelaskan karena masalah dengan keamanan, semua hal ini Kapolda (Banten, red) yang tahu. Kapolda yang melakukan pendalaman, kita tidak bisa menduga-duga. Saya tidak dalam juga mengetahui, tidak berkapasitas juga untuk menilai kondisi Pak Wiranto,” singkat pria yang akrab disapa WH ini.

Bupati Pandeglang, Irna Narulita menilai, penyerangan terhadap Wiranto sulit untuk diterima akal sehat, apapun alasannya. “Saya sangat menyesalkan atas kejadian seperti ini, seharusnya diberikan apresiasi penghargaan setinggi-tingginya. Namun terjadi hal yang sangat tidak bisa diterima oleh akal sehat,” ujar Irna saat ditemui di RSUD Berkah Pandeglang.

Irna juga memastikan, bahwa dua orang pelaku yang diamankan bukanlah warga Pandeglang. Dan kemudian akan terus diselidiki. “Itu bukan warga Pandeglang. Saya dengar tadi dari Kapolda nanti konfirmasi lagi bahwa mereka baru dua bulan di Pandeglang,” singkat Irna.

Sementara itu, Ketua Umum Generasi Muda Mathla’ul Anwar Indonesia, Ahmad Nawawi mengatakan, tindakan penyerangan terhadap Menko Polhukam dan beberapa orang lainnya menurutnya, tindakan anarkis dengan apapun tidaklah dibenarkan.

“Ini di luar dugaan kita semua. Dan kami keluarga besar Mathla’ul Anwar mengutuk keras atas tindakan anarkis yang dilakukan oleh oknum terduga teroris. Karena kekerasan atas hal apapun tidak dibenarkan,” tegasnya.

Redaktur : A Supriadi
Reporter : Andre Sopian