PETANI di tiga desa di Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, kesulitan menjual gabah hasil panen. Sebab, akses ke tiga desa tersebut tidak dapat dilalui kendaraan, sehingga menyulitkan pembeli yang akan datang.
“Masalah anjlok atau turun harga gabah petani ini karena jalan yang sulit dilalui oleh kendaraan yang hendak mengangkut gabah,” kata Ketua Gabungan Kelompok Tanin (Gapoktan) Kecamatan Wanasalam, Sudirman saat dihubungi melalui telepon seluler, Rabu (14/04/2020).
Sudirman mengatakan, harga gabah yang dikeluarkan oleh petani saat ini masih terbilang normal yaitu Rp 4000 per kilogram. Selain sulitnya akses masuk kendaraan yang rusak, tengkulak dan biaya distribusi pun menjadi salah satu permasalahan petani saat akses untuk masuk ke wilayah persawahan sulit dilalui kendaraan.
“Jadi kalau harga di dalam karena tidak bisa masuk kendaraan ya harganya turun. Jadi kendalanya itu dari tengkulak yang menawarkan barang tapi telat untuk membayar, biaya distribusi yang mahal karena akses masuk ke wilayah persawahan tidak bisa masuk kendaraan,” tuturnya.
Lanjut dia, untuk saat ini sekitar 2.700 hektare persawahan di Kecamatan Wanasalam memasuki musim panen padi. Permasalahan yang kerap terjadi saat panen kurangnya mesin combine atau mesin panen padi yang kerap kali membuat para petani berebut saat hendak panen.
“Yang jadi permasalahan juga disini mesin combine atau mesin panen. Di sini sangat kurang, cuma ada tiga mesin yang diberikan oleh pemerintah provinsi, jadi seharusnya di sini itu minimal ada enam mesin combine, dan mesin traktor juga kurang, agar petani tidak berebut,” imbuhnya.
Dirinya berharap, pemerintah dapat memberikan kembali bantuan mesin combine kepada petani di Kecamatan Wanasalam, agar ribuan hektare sawah saat panen petani tidak berebut.
“Semuanya yang dikerjakan dengan menggunakan alat, maupun tenaga petani dari setengah hektare saja tidak selesai dalam waktu 10 hari. Kalau terjadi curah hujan padi bisa rusak, dan kalau di jual angkanya tidak bagus harganya,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Cabang Bulog Sub Divre Lebak-Pandeglang, Mietha Nova Riany mengatakan, pihaknya akan menyerap gabah maupun beras petani di Kecamatan Wanasalam dengan pola penugasan pemerintah dengan harga yang sudah ditetapkan pemerintah. Tetapi jika harga gabah maupun beras petani di atas harga pemerintah, Bulog akan tetap menyerap dengan harga komersial dan Bulog juga akan terus berupaya mengamankan harga gabah beras petani.
“Bulog bersama mitra kerja satker Bulog akan menyerap gabah petani, dengan harga komersial maupun harga yang ditetapkan pemerintah. Inilah bentuk bukti Bulog hadir di tengah masyarakat,” ujar Mietha.
Ia menjelaskan, bahwa harga gabah yang ditetapkan petani saat ini masih di atas harga yang ditetapkan pemerintah. Adapun kendala yang membuat harga gabah petani turun, yaitu akses jalan yang sulit dilalui kendaraan, serta masih banyaknya padi yang di panen dengan konvensional bukan dengan mesin combine.
“Saya tadi ke sana, jalannya rusak, kendaraan tidak bisa masuk. Jadi sulitnya distribusi panen keluar, dan truk yang mau beli sulit masuk, serta biaya distribusi yang tinggi, ” terangnya.
Redaktur : A Supriadi
Reporter : Andre Sopian