ACARA pembukaan Rekam Jejak Budaya berlangsung meriah di Amphiteater Guriang Tujuh Indonesia di Warunggunung Kabupaten Lebak, Selasa 05 Agustus 2024. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya serta sejarah yang ada di Kabupaten Lebak tersebut dibuka penampilan Keromongan Baduy yang menarik perhatian penonton.

“Acara ini mendapat respon positif dari masyarakat dan juga ratusan pelajar SD, SMA, SMK di wilayah kabupaten Lebak serta para guru dari berbagai sekolah di sekitar Lebak, beramai-ramai datang mengunjungi pameran Rekam Jejak Budaya di Guriang,” ungkap Direktur Guriang Tujuh Indonesia, Dede Abdul Majid kepada wartawan.

 

Selain mendapat dukungan penuh dari BPK Wilayah VIII, kata Majid, kegiatan tersebut juga didukung oleh Museum Negeri Banten, Museum Multatulli, Komunitas Karawitan Indonesia (Kokarindo), Lebak Membara, dan Komunitas Kembali Serang.

“Pelestarian budaya tidak hanya tentang menjaga tradisi, tetapi juga tentang mempersiapkan generasi mendatang untuk memahami dan menghargai warisan mereka. Melalui acara seperti ini, kita dapat memperkuat identitas budaya dan membangun rasa kebanggaan akan sejarah dan budaya kita,” ucapnya

Selain itu, lanjutnya, pameran tersebut bertepatan dengan momentum Hari Lahir Pancasila, sehingga menambahkan makna khusus pada acara ini. “Untuk memastikan bahwa budaya Lebak, Banten, tetap hidup dan dapat diakses oleh generasi mendatang, pameran ini menampilkan berbagai koleksi dokumentasi dan arsip kesenian tradisional, termasuk foto, video, dan rekaman audio,” ujar Majid.

Majid juga menjelaskan bahwa benda-benda yang dipamerkan dalam kegiatan ini adalah hasil kolaborasi bersama Museum Negeri Banten, Museum Multatuli, BPK Wilayah VIII, dan koleksi komunitas budaya seperti Lebak Membara dan Komunitas Kembali Serang.

Beberapa koleksi diantaranya alat musik tradisional seperti angklung buhun baduy, kacapi buhun, rendo, suling kumbang, hatong, toleat, dan bedug. Selain itu adapula koleksi alat tradisional seperti lisung, dan poskolonial seperti peta-peta Banten lama, uang banten, serta mesin cetak uang.

“Banyak koleksi-koleksi lain terkait sejarah dan budaya yang ada di Banten yang dipamerkan di Rekam Jejak Budaya, Saba Budaya Banten, semua itu ditampilkan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi dan inovasi terkini,” pungkasnya.

Direktur Komunitas Karawitan Indonesia (Kokarindo), Muhammad Rendy Aminudin, yang juga turut hadir untuk memberikan dukungan dan apresiasinya terhadap pelestarian budaya lokal.

Ia menekankan pentingnya pemeliharaan dan pelestarian warisan budaya sebagai upaya untuk menjaga bahasa, tradisi, seni, dan pengetahuan budaya di Kabupaten Lebak Banten, terlebih lagi untuk generasi muda.

“Pameran ini dibuat menjadi edukasi bagi generasi-generasi yang mungkin tidak tahu nilai-nilai budaya yang ada di Banten dan Lebak,” ujar Rendi.

Rekam Jejak Budaya digelar mulai tanggal 05 hingga 24 Agustus 2024, di Amphiteater Guriang Tujuh Indonesia, Rangkasbitung, Lebak, Banten. Tidak hanya menampilkan koleksi-koleksi berharga, tetapi juga mengajak masyarakat untuk lebih mengenal dan menghargai nilai-nilai budaya lokal.

Redaktur: Fauzi

Reporter: Fauzi