FESTIVAL Pencak Silat anak-anak se-Banten tingkat usia 9-12 tahun kategori rampak jurus khas perguruan berlangsung meriah dan penuh semangat. Kegiatan ini sukses digelar dengan penuh antusiasme dan mendapat sambutan hangat dari masyarakat dan pemerintah setempat.
Kompetisi yang digelar di Amphiteater Guriang Tujuh Indonesia ini mempertemukan para pesilat cilik terbaik dari berbagai perguruan di seluruh Provinsi Banten.
Dalam ajang bergengsi ini, para peserta menampilkan kemampuan terbaik mereka dalam rampak jurus, sebuah kategori yang mengedepankan keaslian dan kemantapan gerak, keanekaragaman jurus dan mimik wajah.
Setelah melalui serangkaian penilaian ketat dari para juri, Panglipur Rajawali Emas berhasil meraih juara pertama dengan penampilan yang memukau dan penuh energi. Kemudian untuk juara kedua diraih Sinar Pusaka Putra Banten, serta Padepokan Manderaga yang meraih juara ketiga.
Selain juara utama, festival ini juga memberikan penghargaan kepada para peserta dengan prestasi menonjol lainnya. Juara Harapan 1 diraih oleh Panglipur Cakra Sejati, disusul oleh TTIKKDH Darma Tapak Aji sebagai Juara Harapan 2, dan Putra Kusuma yang menempati posisi Juara Harapan 3. Semua peserta menunjukkan dedikasi dan semangat luar biasa dalam melestarikan seni bela diri tradisional ini.
Direktur Yayasan Guriang Tujuh Indonesia, Dede Abdul Majid, mengungkapkan rasa bangganya atas pencapaian para peserta tersebut.
Majid memaparkan, acara tersebut merupakan bagian dari upaya untuk melestarikan pencak silat sebagai warisan budaya yang kaya dan membanggakan, serta membangun generasi muda yang memiliki rasa bangga akan identitas budaya mereka.
“Festival ini bukan hanya tentang memenangkan kompetisi, tetapi juga tentang mengajarkan nilai-nilai disiplin, kerja sama, dan penghormatan terhadap budaya. Kami berharap kegiatan ini dapat terus memupuk cinta anak-anak terhadap pencak silat sebagai warisan budaya bangsa,” ujarnya.
Dekretaris Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kabupaten Lebak, Nanang Amijaya menuturkan rasa bangganya terhadap antusiasme peserta dan penonton yang bersemangat.
“Harapan saya kedepan mudah-mudahan festival ini jangan sampai tidak ada lagi. Tahun 2025 harus ada lagi, harus lebih wah lagi, harus lebih heboh lagi, dan pesertanya harus lebih banyak lagi,” ujarnya.
Ia menilai, festival tersebut berhasil menjadi ajang yang tidak hanya menguji kemampuan fisik, tetapi juga mempererat persaudaraan dan solidaritas di antara para pesilat cilik.
“Dengan suksesnya acara ini, pencak silat semakin mengukuhkan posisinya sebagai warisan budaya yang patut dibanggakan dan dilestarikan oleh generasi muda Banten,” tuturnya.
Redaktur: Fauzi
Reporter: Babe