AKIBAT terdampak kekeringan, sebanyak lima desa di Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang, mengalami krisis air bersih.
Lima desa yang mengalami kekeringan tersebut yakni, Desa Kadu Engang, Desa Pasir Peuteuy, Desa Koranji, Desa Kadu Ela, dan Desa Kurung Dahu.
Dampaknya, warga harus membeli dengan harga Rp 150 ribu per tangki isi 1000 liter hingga 400 ribu per tangki isi 5000 liter untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
Salah seorang warga Desa Koranji, Haeroji menjelaskan, bahwa kesulitan air bersih sudah berlangsung sejak tiga bulan lalu.
“Kalau untuk kekeringan disini setiap tahun, bahkan bisa setahun 2 kali. Dan kekurangan air ini, sudah kami rasakan hampir selama 3 bulan,” katanya, Kamis (21/8/2024).
Dirinya mengatakan, untuk mengatasi masalah tersebut ia bersama warga yang lain terpaksa membeli air untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
“Untuk kebutuhan sehari-hari, kami beli air mulai dari harga 150 ribu dengan isi 1000 liter. Air bersih yang kami beli ini, untuk kebutuhan rumah tangga, seperti memasak, mandi, mencuci, dan lainnya,” terang Haeroji.
Haeroji berharap, jika kekeringan yang melanda daerahnya segera diatas oleh pemerintah daerah.
“Harapannya kepada pemerintah, tolong dibantu untuk kebutuhan air bersih kami. Biar masyarakat ga susah air,” ucapnya.
Sementara, Sekertaris Kecamatan (Sekmat) Cadasari, Eka Rahmawijaya membenarkan perihal kekeringan di 5 Desa tersebut.
“Benar, dari jumlah 11 Desa di Kecamatan Cadasari, ada 5 Desa yang terdampak kekeringan dan memerlukan dukungan suplai air bersih di Kecamatan Cadasari, yakni Desa Kadu Engang, Desa pasir Peuteuy, Desa Koranji, Desa Kadu Ela, dan Desa Kurung Dahu,” jelasnya.
Ia menerangkan, jika pihaknya telah menerima aduan dari masyarakat bahkan cenderung memicu konflik antar warga saat mendapatkan air bersih.
“Selama ini, kami banyak menerima aduan dari warga masyarakat ke Kecamatan atau ke Desa soal langkanya air. Bahkan ada sedikit konflik antar warga, karena berkurangnya air dan sering berebut jatah air, namun hal itu sudah teratasi,” ungkap Eka.
Eka menuturkan, bahwa selama ini warga harus membeli air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, warga harus membeli masing-masing dan bahkan secara patungan tergantung kebutuhan mereka. Ada yang 1 tangki bareng-bareng, ada yang 1 mobil beli sendiri,” terangnya.
Eka menegaskan, bahwa pihaknya telah mengajukan bantuan pengiriman air bersih untuk mencukupi kebutuhan air yang diperlukan warga.
“Kita dari pihak Kecamatan sudah berupaya berkirim surat kepada BPBD Kabupaten Pandeglang dan Provinsi, mungkin tidak lama lagi bantuan air bersih akan segera dikirim baik oleh BPBD Kabupaten maupun Provinsi,” ujarnya.
Redaktur : Fauzi
Reporter : Asep





















