FORUM Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Kabupaten Pandeglang menggelar bimbingan teknis (Bimtek) untuk meningkatkan kompetensi guru Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDTA) se-Kabupaten Pandeglang. Acara ini berlangsung di Hotel Wira Carita, pada Sabtu (23/12/2023).
Ketua FKDT Kabupaten Pandeglang, Endin Jaenudin mengatakan, bahwa bimbingan teknis menjadi langkah awal dalam meningkatkan semangat belajar mengajar di Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) khususnya di Kabupaten Pandeglang.
“Tujuan utamanya adalah, menanamkan akhlak yang baik sesuai dengan teladan Rasulullah SAW. Selain itu, diharapkan siswa kelas empat MDTA mampu menghafal Juz Amma 30 Juz,” ungkapnya.
Dikatakannya, pertemuan bimbingan teknis tersebut berlangsung selama dua hari dengan yang dihadiri sekitar 1.609 orang, terdiri dari guru dan kepala sekolah Madrasah Diniyah Takmiliyah.
“Acara Bimtek ini sudah menjadi program FKDT Kabupaten Pandeglang, untuk meningkatkan kapasitas dan profesionalisme para pendidik MDTA dan untuk menjalin silaturahmi diantara para guru madrasah,” kata Endin.
Endin menyampaikan, jika bimbingan teknis ini bukan hanya wadah untuk mempererat hubungan antara guru dan narasumber, tetapi juga sarana untuk mendorong pengajar dan pendidik agar lebih proaktif kedepannya.
“Inilah tempat di mana para pejabat dan narasumber, diajarkan untuk memiliki semangat dalam meningkatkan kualitas Madrasah Diniyah Takmiliyah,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Anggota DPR RI Komisi III Fraksi PKS Dimyati Natakusumah menuturkan, tujuan FKDT Pandeglang dalam meningkatkan kapasitas guru, sekolah, dan manajemen MDTA menuju metode digitalisasi.
“Saya ingin anak-anak di Pandeglang mampu membaca Al-Qur’an. Dahulu, untuk masuk SD, mereka harus mampu membaca Iqro. Guru-guru ini merupakan ujung tombak pemerintah dalam pendidikan agama, dengan tujuan agar generasi kita memiliki iman dan ketakwaan,” ucapnya.
Dirinya menyebut, adanya FKDT juga bertujuan membentuk akhlak dan moral yang baik pada anak-anak, serta memastikan pemahaman yang mendalam terhadap pendidikan agama Islam, terutama dalam membaca Al-Qur’an.
“Dalam menghadapi serbuan budaya asing yang begitu pesat saat ini, kami berusaha membangkitkan semangat belajar dan pengajian seperti zaman dahulu,” tutur Dimyati.
Dimyati menegaskan, bahwa pentingnya memegang teguh aturan dan regulasi guna tidak kalah dalam arus globalisasi.
“Selain itu juga, kekuatan iman dan ketakwaan harus diperkuat,” ucapnya.
Ia menambahkan, pemerintah daerah harus memperkuat pengajaran lokal yang mengutamakan akidah, iman, dan ketakwaan.
“Kami mendorong, agar pengajaran agama Islam menjadi kewajiban. Upaya ini juga kalau saya mengatakan ini itu ‘Sidilan’, singkatan dari Smart Infrastructure Digital Local Area Network, yang mencakup software, hardware, dan infrastruktur yang mengembangkan keahlian,” ujarnya.
Redaktur : D. Sudrajat
Reporter : Asep