Foto: DPD Partai Golkar Provinsi Banten

KABAR  mundurnya Airlangga Hartanto dalam bursa pencalonan Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP), dinilai mampu mengubah strategi politik Partai Golongan Karya (Golkar) pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Banten.

Akademisi dari UIN SMHB Serang, Syaeful Bahri mengatakan yang signifikan diprediksi terjadi pada Pilkada Gubernur-Wakil Gubernur di Banten, karena pengurus DPP Golkar yang meminta Airin Rachmy Diani untuk menjadi wakil dari Andra Soni. Serta Walikot-Wakil Walikota untuk daerah Cilegon. Hal ini lantaran timbul pernyataan dari Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) PDIP Banten Ade Sumardi, yang batal undur diri dari pelantikan dewan 2024-2029.

“Pengunduran diri Airlangga sebagai Ketua Umum DPP Golkar ini, efeknya dahsyat terhadap pencalonan kepala daerah dan wakilnya akan berubah sangat drastis. Dan terhadap Pilkada di Provinsi Banten ini, dampaknya pertama adalah info Ade Sumardi mencabut pengunduran diri sebagai Anggota DPRD Banten terpilih,” kata Saeful Minggu (11/08/2024).

Syaeful mengungkapkan, alasan pencabutan pengunduran diri Ade di KPU Banten, dikarenakan yang bersangkutan sudah mengetahui peta politik nasional dan daerah.

“Saya sih melihat, (Ade Sumardi) kenapa tidak jadi mundur karena akhirnya dia tahu Airin -Ade Sumardi tidak akan terjadi. Dari pada tidak jadi dewan Provinsi Banten, dan Cawagub Banten juga tidak mungkin bisa, karena peta politik saat ini, makanya Ade Sumardi mencabut itu. Itu signal Ade Sumardi mundur itu pertanda kuat pacaran mereka (Airin-Ade), tidak jadi. Ditambah Sabtu malam Airlangga mundur, jadi semakin nyata Airin – Ade ini semakin ambyar,” terangnya.

Namun ada hal yang akan jadi kejutan besar pada Pilkada di Provinsi Banten. munculnya nama kader Golkar yang nanti akan tampil, serta akan ada perubahan rekomendasi terhadap calon walikota di Pilkada Cilegon.

“Saya melihat nanti yang akan mendampingi atau Wakil Gubernur Banten Pak Andra Soni ini bukan Pak Dimyati yang selama ini telah terpublikasi secara luas kepada masyarakat. Akan ada kader Golkar, bukan Airin, melainkan Bu Tatu (Ratu Tatu Chasanah saat ini menjabat Bupati Serang yang juga Ketua DPDGolkar Banten). Jadi saya melihat kalau Bu Tatu yang akan jadi Wakilnya Pak Andra Soni. Dan Pak Dimyati akan tersingkir. Dan saya juga melihat rekomedasi DPP Golkar siapapun yang jadi Ketua Umumnya, bisa saja nanti ke Pak Helldy Agustian, bukan ke Robinsar,” ujarnya.

Prediksi tersebut lanjut dia, karena ada campur tangan dan peran dari Presiden terpilih Prabowo Subianto. “Bagaimana pun juga Pak Prabowo yang juga Ketua DPP Gerindra, adalah partai presiden terpilih. Tentunya akan menjadi penentu. Apalagi pada saat pendaftaran kepala daerah dan wakil kepala daerah, yang akan dilihat adalah ketua umum Golkar yang baru dan terdaftar di KemenkumHAM, jadi rekomedasi dari Airlangga tidak akan berlaku. Saya melihat akan ada kejutan besar di Pilgub Banten dan Pilkada Kota Cilegon,” ujarnya.

Sementara lanjut Syaeful, Dimyati yang merupakan kader PKS, bisa saja nanti berkoalisi dengan PDI P. Namun kemungkinan tersebut sangat kecil. “Dalam dunia politik semua bisa terjadi. Salah satu contoh Anies Baswedan yang ditinggal oleh PKS pada Pilgub DKI. Jadi selama belum janur kuning melengkung, belum ada akad atau pendaftaran di KPU, perubahan itu bisa saja terjadi. Contohnya nanti di Pilgub Banten dan Pilkada Cilegon,” ujarnya.

Disinggung peluang Tatu Chasanah mendampingi Andra Soni di Pilgub Banten menggeser Dimyati Natakusmah lanjut Syaeful, sangat dimungkinkan. Mengingat, Golkar adalah partai Pemenang Pemilu di Banten.

“Ditambah lagi Bu Tatu ini kan akan habis masa jabatannya sebagai Bupati Serang, ditambah Bu Tatu ini tidak mencalonkan diri dan terpilih sebagai Anggota DPRD atau DPR RI. Kalau sudah begitu Bu Airin sudah dipastikan akan dapat tiket sebagai Menteri di Pemerintahan Prabowo-Gibran..kalaupun tidak jadi Menteri, Bu Airin kan anggota DPR RI Terpilih Pemilu 2024 ini,” jelasnya.

Sebelumnya, Anggota KPU Banten, Ali Zaenal Abidin mengungkapkan, Ade Sumardi batal mengundurkan diri dari DPRD. Dan telah mencabut kembali berkasnya di KPU.

“Iya betul, batal mengundurkan diri,” kata Ali Zaenal Abidin.

Ia menjelaskan, pencabutan berkas pengunduran diri itu dilakukan oleh PDIP Provinsi, pada Jumat alu. Saat disinggung mengapa membatalkan pengunduran diri, Ali mengaku tidak mengetahui persoalan tersebut, karena itu merupakan rahasia partai dan pribadinya Ade.

“Hari Jumat (9/8) kemarin, PDIP menarik berkasnya,” katanya.

Sementara itu, Ketua Divisi Teknis KPU Banten Akhmad Subagja mengatakan, surat pengunduran diri itu sebagai salah satu syarat bagi seseorang yang akan mendaftarkan diri ke KPU untuk maju pada Pilkada serentak 2024. Termasuk mengikuti Pilgub Banten.

” Kalau kita mengacu ke dalam peraturan KPU tentang pencalonan kepala daerah bahwa ada beberapa syarat calon yang itu harus disampaikan kepada KPU pada saat pendaftaran, termasuk bagi anggota DPRD terpilih itu harus menyertakan surat pengunduran diri sebagaimana tercantum dalam pasal 14 peraturan KPU nomor 8 ayat (2),” katanya Oha (sapaan Akhmad Subagja).

Surat pengunduran diri itu, lanjutnya, harus disampaikan ke KPU pada saat yang bersangkutan mendaftarkan diri sebagai calon kepala daerah, dan itu tidak boleh ditarik kembali.

“Artinya bahwa yang bersangkutan tidak diperkenankan untuk kembali atau menarik kembali surat pengunduran dirinya sebagai anggota DPR, atau DPRD atau DPD terpilih,” imbuhnya.

Sementara itu, Ade Sumardi yang juga Ketua DPD PDI P Banten, dihubungi beberapa.kalo melalui telpon genggamnya tidak merespon.

Redaktur: Fauzi

Reporter: Dije