MAKIRUYANI (56), penjaga SDN 2 Sukaraja di Kampung Wilukum, Desa Sukaraja, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pandeglang, Banten, Jumat (06/12/2019) sekira pukul 07.30 WIB ditemukan sudah tidak bernyawa di ruang kepala sekolah.
Peristiwa itu pertama kali diketahui oleh Kepala SDN 2 Sukaraja, Sugandi. Pagi itu ia akan masuk ke ruangnnya, namun terkunci. Kemudian dirinya mengambil kunci cadangan untuk membuka pintu, setelah dibuka terciun aroma busuk
dari dalam ruangan. Kemudian ia memanggil Yus Rustandi salah seorang guru untuk masuk ke dalam ruangan.
“Sebelum masuk, saya memangil
Yus Rustandi untuk masuk ke dalam ruangan. Ternyata aroma bau busuk itu berasal dari Makiruyani, penjaga sekolah yang sudah tidak bernyawa. Saya langsung menghubungi pihak Polsek Pulosari,” kata Sugandi.
Sementara, Yus Rustandi mengatakan, jika sehari sebelumnya korban masih bekerja. “Almarhum itu sebetulnya jarang ada di sekolah, tapi karena mungkin ada hal lain saya juga kurang tahu. Adapun dugaan sudah tiga hari itu saya bisa pastikan tidak sampai tiga hari, karena kemarin rapat juga almarhum masih terlihat,” katanya.
Sementara itu dari hasil pemeriksaan medis, Shinta Pratiwi Siahaan, dokter Puskesmas Jiput menuturkan hasil pemeriksaan luar oleh medis keluar darah segar dari hidung dan mulut korban. Kemudian mulut dalam keadaan menganga dengan lidah sedikit keluar, mata tertutup, telinga dalam keadaan sudah membengkak, dan berwarna hitam lebam.
“Wajah sudah menghitam lebam dan sudah mengalami pembusukan, kulit mengelupas dari kepala sampai dengan perut kulit sudah membengkak dan melepuh karena posisi korban dalam keadaan tengkurap. Dari pundak dan punggung kulit mengelupas karena sudah mengalami pembusukan, diperkirakan sudah meninggal lebih dari 72 jam atau lebih dari tiga hari,” tuturnya.
Kasat Reskrim Polres Pandeglang, AKP DP Ambarita membenarkan penemuan mayat di dalam ruangan kepala sekolah tersebut. Polsek Pulosari, kata dia, mendapat laporan penemuan mayat dari Kepala SDN Sukaraja 2, Sugandi.
“Setelah sampai lokasi kami langsung melakukan tindakan pengecekan korban, memasangkan garis polisi, dan meminta keterangan saksi-saksi,” kata Ambarita.
Dugaan sementara, penjaga sekolah meninggal karena sakit. Berdasarkan hasil pemeriksaan medis sementara akibat pembuluh darah yang pecah.
“Adapun barang bukti yang berhasil diamankan, di antaranya satu potong kain sarung warna ungu, satu buah obat Bodrex, satu unit handphone merek Nokia, dan satu buah spons bedak warna krem,” pungkasnya.
Redaktur : A Supriadi
Reporter : Andre Sopian