RATUSAN keluarga di Desa Surianeun, Kecamatan Patia, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, mulai terdampak banjir dengan ketinggian hingga satu meter. Banjir yang disebabkan guyuran hujan dalam beberapa hari terakhir dan juga luapan Sungai Cilemer.
“Ada 518 KK (Kepala Keluarga, red) dari 17 RT dan 3 RW yang terdampak banjir di sini,” kata Kepala Desa Surianeun, Buang, Kamis (28/01/2021).
Ia menuturkan, luapan air Sungai Cilemer makin besar setelah wilayah Pandeglang diterjang hujan deras selama tiga hari berturut-turut. Ratusan rumah warga di desanya pun ikut terendam sejak kemarin malam.
“Daerah sini kan memang dataran rendah, terus ada kiriman air dari sungai. Rumah warga banyak yang kerendem, terutama yang dekat sama aliran Sungai Cilemer,” terangnya.
Untuk antisipasi, Buang menyatakan sudah mengontrol tiap rumah warga yang terdampak banjir. Pihaknya juga sudah menyiapkan posko pengungsian jika sewaktu-waktu aliran Sungai Cilemer meluap kembali.
“Di sini itu kan banjirnya udah jadi langganan, warga juga udah biasa. Nanti malam nih, yang bapak-bapaknya mau saya kumpulin buat siaga, takutnya air naik lagi,” pungkasnya.
Sementara itu, Beni warga Desa Surianeun mengatakan, rumahnya terendam banjir sejak dua hari lalu setalah hujan deras yang berlangsung sejak tiga hati yang lalu. Ia pun harus mengevakuasi barang berharga miliknya ke tempat yang lebih tinggi agar tidak ikut terendam air.
“Kalau banjir baru dua hari, tapi kalau hujan itu dari hari Senin kemarin. Ini juga barang sudah saya naikan ke atas biar tidak kena air, seperti tempat tidur, kulkas, televisi,” kata dia.
Kata dia, jika curah hujan tetap tinggi hingga dua hari yang akan datang, maka ratusan rumah milik warga dan miliknya akan terendam air hingga seatap rumah.
“Kalau terus terusan hujan pasti bakalan lebih tinggi lagi,” terangnya.
Tidak hanya itu, pantauan di lokasi banjir akses jalan menuju Kecamatan Patia pun terputus akibat naiknya air ke bahu jalan sehingga tidak dapat dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat. Untuk bisa menyebrang, warga harus naik perahu dengan biaya yang variatif.
“Saya mau pulang, tapi banjir. Mangaknya saya naik perahu dengan motor saya juga. Kalau bayarnya motor Rp 15.000 hingga 20.000,” singkat Aisah.
Di lokasi sama, Kanit Babinkamtibmas Polsek Patia, Iptu Sutoyo menuturkan, dari hasil pantau di lokasi sekitar 650 KK terdampak banjir.
“Terpantau sebanyak 650 Kepala Keluarga yang terdampak, tapi ini juga bisa lebih. Karena belum semuanya terpantau ini baru sekitar 5 desa, sisanya 10 desa belum. Hal itu karena akses jalan yang sulit,” singkatnya.
Redaktur : A Supriadi
Reporter : Andre Sopian