HINGGA saat ini masih ada masyarakat di Kabupaten Pandeglang yang tinggal di rumah tidak layak huni (RTLH). Salah satunya Anis (82), warga Kampung Curugnganggur, RT 01 RW 03, Kelurahan Kadomas, Kecamatan Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Di rumah berdinding bilik berlantai tanah seluas 9×6 meter yang tidak jauh dari pusat perkotaan, janda tua ini mendiami rumahnya yang didirikan pada beberpa tahun silam. Anis yang memiliki dua anak ini tinggal bersama tiga cucunya. Sementara dua anaknya tidak pernah kunjung pulang ke rumah dan tiga cucunya yang sudah tidak menempuh ilmu pendidikan, karena tidak adanya biaya.
Anis mengatakan, rumahnya yang dibangun beberapa tahun lalu hingga saat ini belum diperbaiki. Padahal sebagian besar beberapa material rumahnya sudah mengalami kerusakan.
“Belum pernah diperbaiki,” singkat Anis, Jumat (24/01/2020).
Saat masuk musim penghujan, rumah yang didiami lansi itu sering kali terendam air setinggi dengkul orang dewasa. Hal itu dikarenakan atap yang bocor dan rumah yang dekat dengan saluran air atau selokan.
“Kalau musim hujan bocor dan air dari selokan masuk sampai banjir sedengkul,” kata Anis.
Untuk menyambung hidup, ia mengaku, mengandalkan bantuan dari tetangganya.
Ia berharap, Pemkab Pandeglang bisa membantu memperbaiki rumahnya yang sudah miring agar bisa seperti rumah pada umumnya.
“Ya saya pengen pemerintah membantu memperbaiki rumah saya, kalau roboh bagaimana,” harapnya.
Sementara itu, Ketua RT 01, Nana mengatakan, bahwa rumah milik Anis sudah sering diajukan ke Kelurahan Kadomas untuk diperbaiki. Bahkan pegawai Kelurahan Kadomas sering kali mengecek rumah Anis, namun hingga saat ini belum kunjung diperbaiki.
“Di tahun 2015 sudah pengajuan, tapi sampai sekarang tidak ada pembanguan,” kata Nana, saat ditemui di kediamannya.
Selain berupaya untuk pengajuan perbaikan rumah Anis kepada pemerintah. Ia juga berupaya mengajukan bedah rumah yang merupakan salah satu program televisi nasional, namun tidak mengetahui prosedurnya.
“Tadinya mau dikirim ke Bedah Rumah (program televisi nasional, red), cuma tidak tahu prosesnya,” jelasnya.
Nana juga membenarkan bahwa kedua anak Anis itu tidak kunjung pulang. Bahkan saat masih tinggal bersama ibunya pun salah satu anaknya lansia itu tidak pernah tidur di rumah.
“Anaknya dua, satu yang bisu hilang sampai sekarang tidak ada, yang satu lagi tidak tahu ke mana. Kalau ada juga dia tidur di Pos Kamling,” pungkasnya.
Redaktur : A Supriadi
Reporter : Andre Sopian