WR (10), warga Desa Mogana, Kecamatan Banjar, Kabupaten Pandeglang, sejak tujuh bulan terakhir tidak bisa beraktifitas karena terjangkit virus Hemophagocytic Lymphohistiocystosis atau HLH.
Anak dari pasangan Liana dan Marta ini kondisinya semakin memprihatikan, karena rambut WR terus mengalami kerontokan dan bagian kulit terdapat seperti jamur serta badan lebam dan mengeluarkan bau tidak sedap.
“Kalau lagi drop keluar darah dari mulut, kantung mata pucat, dan tidak bisa berdiri,” ujar Liana di kediamannya, Senin (06/01/2020).
Sebelum dirawat ke Jakarta, Liana menjelaskan bahwa anaknya pernah dibawa ke RSU Berkah Pandeglang, namun tidak dapat tertangani. RSU Berkah, kata dia, saat itu menyarankan untuk dirujuk ke RS Kanker Dharmais Jakarta.
“Pertama ke RSU Berkah, karena tidak bisa nanganin dibawa ke RS Dharmais,” singkatnya.
Untuk saat ini, biaya berobat anaknya masih ditanggung BPJS. Namun, ia kerap kali cemas jika harus menebus obat yang tidak ditanggung oleh BPJS, karena tidak memiliki cukup uang.
Liana berharap, Pemkab Pandeglang dapat membantu untuk biaya pengobatan anaknya. Karena dirinya sudah tidak memiliki biaya lagi jika harus menebus obat di luar BPJS.
“Kemarin juga habis sekitar Rp 3 juta, yang mahal itu biaya sehari-hari,” katanya.
Dirinya menceritakan, bahwa dokter yang menangani anaknya saat di RS Kanker Dharmais menyarankan agar anaknya selalu menggunakan masker saat beraktivitas. Namun saat hendak mengobati anaknya, Liana terpaksa membawa anaknya ke Jakarta menggunakan kendaraan umum. Hal itu dikarenakan keterbatasan ekonomi pula yang menyulitkannya untuk sewa kendaraan pribadi.
“Sebetulnya dokter menyarankan tidak naik umum, karena banyak debu, asap rokok. Tapi mau gimana lagi tidak ada uang buat sewa mobil,” pungkasnya.
Informasi terkahir, WR sedang menjalankan pengobatan kembali di RS Kanker Dharmais Jakarta.
Redaktur : A Supriadi
Reporter : Andre Sopian